Biar Jadi Penulis Handal, 7 Hal Ini Jangan Dilakukan!
Klickberita.com
-- Banyak orang yang ingin menjadi penulis. Entah itu sekadar iseng untuk
mengeluarkan unek-unek atau serius ingin menghasilkan karya. Menulis memang menjadi
kegiatan yang bisa membuat seseorang ketagihan.
Terlebih lagi bila hasil karyanya mendapatkan apresiasi.
![]() |
Ilustrasi menulis | Istockfoto |
Meskipun
menulis belum banyak dijadikan pekerjaan utama, namun bila melihat begitu
banyak orang ingin menjadi penulis, tidak berarti menulis tidak dapat dijadikan
pekerjaan.
Sebagian
penulis memang menjadikan menulis sebagai kerja sampingan. Namun terlepas dari kelebihan dan kekurangan
menjadi penulis, pesona menulis tidak pernah kehilangan peminatnya.
Bagi
Sobat yang ingin jadi penulis atau sudah menjadi penulis pemula, berikut ini adalah
tujuh hal yang tidak boleh ditakuti.
Karena menjadi penulis berarti menjadi berani bersuara, berani bertindak.
1. Takut Berpendapat
Banyak
di antara para penulis pemula yang takut berpendapat. Apalagi bila ada penulis yang lebih senior yang
mampu mengemukakan pendapat dengan ciamik.
Atas
dasar keterbatasan bahasa, pengetahuan, cara penyampaian, bisa saja penulis
pemula merasa enggan dan takut berpendapat.
Akan
tetapi hal itu seharusnya dihindari.
Tidak perlu takut berpendapat.
Karena sejatinya setiap orang memiliki pandangan dan cara penyampaian
yang beda-beda.
Tingkat
pendidikan, lingkungan, didikan di keluarga juga memengaruhi cara pandang setiap
orang. Penilaian kita terhadap sesuatu juga dipengaruhi pemahaman pada saat
itu. Tidak mustahil suatu saat akan
berubah seiring meningkatnya pemahaman kita.
Yang
terpenting ialah tidak perlu memaksakan pendapat kita kepada orang lain. Tetap hargai pendapat orang lain. Karena
setiap kepala memiliki pikiran masing-masing.
Jadi,
jangan takut menuliskan pendapat dan gagasan kita.
Baca juga:
Menulis dan Bisnis Bagaikan Anak Kandung Bagi Saya
Empat Tips Menulis dari Tereliye Biar Kamu Jadi Penulis Hebat
Bisakah Dengan Budaya Literasi Bangsa Kita Maju?
Baca juga:
Menulis dan Bisnis Bagaikan Anak Kandung Bagi Saya
Empat Tips Menulis dari Tereliye Biar Kamu Jadi Penulis Hebat
Bisakah Dengan Budaya Literasi Bangsa Kita Maju?
2. Takut Salah
Takut
salah bisa membuat kita tidak kunjung berkarya.
Takut salah penggunaan tanda baca, takut salah penggunaan diksi, takut
salah format penulisan dan lain-lain.
Seharusnya
sebagai penulis pemula atau calon penulis kita harus semangat selalu. Jangan
sampai memiliki ketakutan salah dalam berkarya.
Tulis
saja dulu. Baru kemudian perbaiki perlahan-lahan. Bayi saja pada waktu lahir
tidak bisa langsung berjalan. Ia memerlukan waktu untuk belajar berguling,
merangkak, berdiri kemudian baru berjalan.
Menulis
pun demikian. Ada proses yang harus kita hadap sebelum bisa menulis dengan baik. Bahkan seorang mentor menulis online pernah
berkata, "Tulis dulu. Tulis sejelek-jeleknya. Baru kemudian perbaiki."
Isa
Alamsyah dalam bukunya '101 Penulis Pemula' menyampaikan, bahwa tidak ada
penulis yang sempurna. Setiap penulis pasti
pernah melakukan "dosa" kepenulisan dalam proses kreatifnya.
Asalkan
kita terus menikmati proses berkarya, menampung semua masukan dan saran maka lihat
saja dalam beberapa waktu kita akan sampai pada fase penulis penuh karya.
3. Takut Mengirimkan Karya ke Media
Tidak
perlu takut mengirimkan karya ke media baik online maupun cetak. Mengapa? Karena setelah bersusah payah berkarya kita butuh apresiasi. Kecuali bila hanya menulis di buku
diary.
Bahkan
sekadar cuitan di Twitter atau status di Facebook saja, membutuhkan likes dan
comment. Apalagi sebuah karya yang dibuat
dengan teliti dan penuh perhitungan.
Maka
jangan takut mengirimkan hasil karya ke media sekalipun itu mungkin belum
diterima.
Ditolaknya
sebuah karya di media juga merupakan proses menuju status yang didamba, yaitu
penulis.
Seorang
penulis tidak boleh baper (bawa
perasaan) ketika karyanya ditolak oleh media. Seorang penulis yang baik justru
akan semakin bersemangat menelurkan karya lain yang lebih baik dan terus mengirimnya
ke berbagai media.
4. Takut Dikritik
Tidak
perlu takut dikritik apabila kita sedang menuju cita-cita menjadi penulis. Di
dunia ini semua hal entah baik atau buruk bisa saja dikritik.
Meskipun
kita telah berusaha berkarya sebaik mungkin bukan berarti tidak akan dikritik. Justru
seharusnya kita berterima kasih kepada orang yang telah meluangkan waktu
membaca karya dan mengkritiknya.
Kritik
bukanlah akhir dari segalanya. Karya-karya besar pun tak lepas dari kritikan. Jika
yang didapat hanya pujian kemungkinan kita akan lambat maju.
5. Takut Bersaing
Tidak
perlu takut bersaing. Sekalipun harus bersaing dengan penulis handal.
Jadikan
itu sebagai pengalaman. Lagipula sebenarnya dalam dunia tulis menulis tidak ada
istilah senior-junior, hanya siapa yang produktif atau tidak.
Ketika
dihadapkan pada kenyataannya harus bersaing dengan penulis handal misalnya
dalam lomba, tidak perlu takut. Jadikan tantangan untuk diri sendiri.
Baca juga:
Mengabadikan Namanya di Catatan Sejarah
Ngapain, Bang, Dikerjakan Kalau Nggak Ada Duitnya
Cara Membisniskan Tulisan Agar Menghasilkan Uang
Baca juga:
Mengabadikan Namanya di Catatan Sejarah
Ngapain, Bang, Dikerjakan Kalau Nggak Ada Duitnya
Cara Membisniskan Tulisan Agar Menghasilkan Uang

6. Takut Mengeluarkan Uang untuk
Mengikuti Training
Salah
satu yang sering terjadi adalah, kita terlalu takut untuk mengeluarkan uang mengikuti
training kepenulisan.
Padahal
investasi yang tidak akan rugi adalah investasi ilmu. Karena ilmu akan terus
bermanfaat ketika kita amalkan.
Lagipula
ilmu itu mahal. Jadi wajar apabila kita mengeluarkan biaya untuk
menghargainya. Seberapa besar uang yang
kita keluarkan untuk training adalah sebesar kita menghargai ilmu itu sendiri.
Selain
itu ketika kita sudah mengeluarkan biaya, biasanya ada rasa enggan untuk
mengabaikan materi-materi training. Beda misalnya dengan training gratisan
karena banyak peserta yang cenderung abai terhadap materi, karena merasa tidak
rugi bila tidak menyimak.
Namun
semua itu kembali ke diri pribadi masing-masing. Mau berbayar ataupun gratis, kesungguhanlah
yang utama.
Apabila
memilih untuk mengikuti training berbayar pastikan mengecek track record penyedia
training. Pilih yang terpercaya, atau tanyakan dulu pengalaman teman-teman yang
pernah mengikutinya.
7. Takut Mengikutsertakan Karyanya
dalam Lomba
Mengikutsertakan
karya dalam lomba bisa membuat seseorang melejit dari penulis pemula menjadi
penulis handal apabila karyanya terpilih.
Jangan
takut untuk mengikuti lomba-lomba menulis. Karena hal itu akan membuat kita
semakin produktif dan semangat berkarya juga memiliki jiwa berkompetisi.
Pastikan
karya yang diikutsertakan lomba sudah sesuai dengan kriteria yang diumumkan
oleh penyelenggara.
Namun
bila mengikuti lomba menulis online perlu
berhati-hati terhadap penyelenggaraan lomba menulis yang bisa merugikan diri
kita.
Ada
banyak ciri-ciri penyelenggara lomba yang kurang kredibel dan berpotensi merugikan
penulis. Misalnya, menetapkan biaya pendaftaran yang tinggi, tidak memiliki website
terpercaya, tidak menggunakan iklan berbayar, nama belum terkenal dan
persyaratan rumit yang menyulitkan peserta. Terlebih apabila setelah lomba
peserta diwajibkan membeli buku.
Pilihlah
lomba dengan syarat yang masuk akal, diselenggarakan oleh perorangan yang terpercaya. Cek profilnya.
Atau
bila diselenggarakan oleh kelompok, instansi atau perusahaan cek website resminya.
Jangan
sampai alih-alih menjadi penulis malah tertipu oleh penyelenggara lomba abal-abal.
Demikian
uraian singkat mengenai ketakutan-ketakutan yang sebaiknya dihindari apabila
kita ingin menjadi penulis.
Semoga
kita semua selalu semangat berkarya dan menikmati proses berkreasi. Sehingga
terus melahirkan karya-karya yang bermanfaat, ya, sobat? [Arwen Candra Tatiano]
wah kerena tipsnya ini. Kalau saya sich lebih condong ke belum pede saja sich kirim tulisan ke media dan belum ada buget untuk ikut seminar tulis menulis
BalasHapusMantap...
BalasHapus