Soal Pelecehan Agama Islam, Bisakah Ahok Ditangkap?
Berbagai
eleman dari masyarakat berseru-seru lantang dari penjuru Indonesia, permintaan
mereka satu, yaitu: Tangkap Ahok! Bahkan
ribuan massa berpakaian putih, versi media online yang lain lagi menuliskan jumlah
massa yang berdemo menuntut Ahok dipenjara mencapai ratusan ribu. Setelah
menunaikan sholat Jumat di Masjid Istiqlal Jakarta, mereka ke jalan menuju
Balai Kota, menjumpai Ahok.
Guberunur DKI Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebelumnya melecehkan agama Islam secara tak
langsung, ia berpidato di depan warga Pulau Seribu, dengan mengatakan: Jangan mau dibohongi pake surat Almaidah
ayat 51, yang macam-macam itu.
Aksi demo menuntut Ahok untuk ditangkap | Foto Republika |
Terang saja, ucapan
Ahok tersebut menuai kemarahan umat Islam seluruh Indonesia, dan mungkin juga
sudah terdengar oleh Muslim lain di penjuru dunia. Mengingat zaman Internet
begitu cepat menyebarkan informasi di bumi manusia ini.
Dari Pulau Jawa, dan
Sumatera, beberapa masyarakat yang tergabung dalam organisasi sudah melaporkan
Ahok ke masing-masing Polda setempat, aduan mereka adalah memproses Ahok atas penistaan
agama tersebut. Begitu juga ulama-ulama di tanah air tercinta ini, sepakat
memaksa pihak kepolisian secepatanya memeriksa Ahok.
Mantan Bupati Belitung
Timur ini di Indonesia bisa dibilang “anak kesayangan” Megawati dan Jokowi.
Megawati selaku Ketua Umum PDI-P, pasang badan membela Ahok atas kasus pelecehan
agama tersebut, kata Megawati: “Saya
bilang pada tingkat Presiden, ya Ahok kalau mulutnya tidak begitu, ya dia bukan
orang Bangka.”
Megawati tahu apa soal
budaya bertutur kata Melayu? Memangnya Megawati pernah tinggal di Bangka, Belitung?
Apa pernah ia menetap di bumi Melayu? Kenapa berani sekali mengklaim orang
Bangka bermulut kurang ajar seperti Ahok itu.
Orang Melayu berbudaya dan
beradat, sama halnya dengan orang Minang, pun juga dengan orang Jawa, santun
berbicaranya. Nah, kalau Ahok itu bukan orang Bangka, tapi dia “preman”
berdinas di kantor pemerintahan sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Adat
bersendikan syarak, dan syarak bersendikan Kitabullah,
Megawati tidak pernah paham semboyan Melayu Bangka ini, apalagi si Ahok. Orang
Bangka itu sejatinya beradab sopan santun dalam kesehariannya, nilai-nilai
keagamaan Islam menjadi cerminan dalam berprilaku. Nah, meskipun nonMuslim yang
tinggal di sana, juga menjunjung tinggi adab sopan santun yang turun-temurun
dari para datuk Melayu, karena mereka sudah bercampur baur dengan Melayu Bangka
sejak dulu.
Megawati juga membela Ahok
dalam bertutur kata membandingkan dengan orang Batak, Megawati bilang: Orang Batak nyanyi saja dikira teriak-teriak.
Orang kita Batak punya khas gaya berbicara memang, yaitu ceplas-ceplos, tidak
peduli orang sakit hati atau tidak atas ucapannya, namun orang kita Batak ini
tidak sentimental terhadap agama, ataupun suku, catat itu!
Lihat di tanah orang
Batak sendiri, di Samosir, Porsea, Balige, Pematang Siantar, dan lain-lain, atau di Medan Kota
(tempat perantaun paling banyak dari mereka) tidak pernah terjadi perang suku
atau agama. Karena orang Batak toleransi agamanya sangat kuat.
Dan lucunya sang Presiden
RI Joko Widodo diam seribu bahasa atas kasus pelecehan agama yang dilakukan
Ahok ini. Sampai sekarang belum ada tanggapan dari mantan Walikota Solo
tersebut. Apakah Jokowi juga sudah tidak mau tahu lagi urusan agama di
tengah-tengah masyarakat? Kalau acuh begitu, jelas sekali siapa Jokowi ini.
Jokowi bukan presiden rakyat, tapi presiden yang punya kepentingan. Kan begitu cara
sederhananya menilai Joko Widodo.
Saya berani bilang
begitu, karena sejak kecil saya sudah bergaul dengan orang Batak. Bahkan saya
juga dibilang orang Batak, dari cara berbicara dan gayanya, hahaha. Kalau
teman-teman di sini pernah tahu Kandis, Riau, di sanalah saya dibesarkan. Di
Bumi Melayu itu saya menghabiskan waktu sejak usia tiga bulan, sampai usia 18
tahun.
Di sana beragam suku
bangsa memadati Kota Minyak dan penuh dengan kebun sawit itu, mulai dari Suku
Sakai, Melayu, Batak, Jawa, Minang, Banjar, Flores, dan lain-lain. Jadi sedikit
banyaknya paham gaya berbicara suku bangsa. Kemudian saya belajar di Pematang
Siantar dan Medan, dan akrab pula dengan orang kita Batak. Tahu betullah
bagaimana orang Batak itu.
Dalam kasus pelecehan
agama yang dituturkan Ahok tidak bisa disangkut pautkan dengan gaya bicara, mau
apapun suku bangsanya, agamanya, karena jelas Ahok sudah berani menghina ayat
suci umat Islam, yaitu Al-Qur’an, dan di sinilah benang merahnya.
Satu-satunya
cara untuk menahan gelombang demo dari berbagai elemen masyarakat Islam di
negeri ini adalah memproses Ahok di depan pengadilan hukum. Insya Allah dengan
begitu, masyaarkat Islam yang sudah kadung marah bisa menyerahkannya ke pihak
yang berwajib.
Dan saya pikir umat
Islam yang berdemo dan melaporkan Ahok ke polisi itu sangat baik, paham
demokrasi, dan tahu betul bersikap secara demokratis. Bayangkan jika mereka
main hakim sendiri, bisa-bisa Ahok sudah digeret di sidang pengadilan
masyarakat Islam.
Seharusnya kita, siapapun kita, dari golongan apapun kita,
dari ras apapun kita, agama apapun kita, bisa menghargai dan memahami umat
Islam yang membela agamanya dari ucapan mulut Ahok yang melecehkan agama Islam
ini.
Tak bisa dipungkiri
lagi Islam merupakan agama mayoritas di Indonesia, pun begitu Islam sangat kuat
toleransinya terhadap agama apapun. Dan memahami pula demokrasi yang dijunjung tinggi
di negeri ini, karena itu pula pihak yang berwajib sudah sepantasnya untuk
memproses Ahok dengan segera. Karena dikhawatirkan adalah jika kasus ini
berlarut-larut akan menjadi gelombang lebih besar lagi yang bisa menimbulkan
kekacauan, karena gara-gara Ahok.
Seperti judul di atas,
apakah Ahok bisa ditangkap? Jawabannya ya bisa sekali, meskipun Ahok sudah
meminta maaf kepada publik. Dalam pengakuan Ahok, ia sudah membuat kegaduhan di
tengah-tengah masyarakat.
Maaf mungkin sudah diterima, namun masalah hukum
harus berlanjut, karena ini bukan kasus delik aduan, namun delik umum. Delik
umum ini selesainya hanya di pengadilan, bukan dari permintaan maaf.
Sama halnya dengan
teroris, meskipun ia sudah meminta maaf kepada rakyat Indonesia atas aksi
terornya yang menewaskan puluhan bahkan ratusan jiwa, apa kasusnya berhenti
begitu saja? Tidak, hukumannya berjalan. Urusannya dia dengan masyarakat
mungkin usai, namun urusannya dengan hukum belum, sebelum ia menjalani
hukumannya.
Hukum tidak mengenal
kata maaf, catat itu sekali lagi! Hukum akan berjalan semestinya, menghukum
bagi yang bersalah, atau membebaskan si tersangka karena terbukti tidak
bersalah. Nah, Ahok salah atau tidak? Biarkan pengadilan yang memutuskan! Itu
pun kalau pengadilan bijak dan arif menimbang kasus Ahok yang sudah melecehkan
agama Islam. [Asmara Dewo/Klickberita]
Info penting: Klickberita.com di-update setiap Sabtu pagi
Posting Komentar untuk "Soal Pelecehan Agama Islam, Bisakah Ahok Ditangkap? "