Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa Ini Alasannya Kenapa Ahok Lecehkan Surat Al-maidah Ayat 51?

Jangan heran kalau Basukit Purnama Tjahaja Purnama alias Ahok sudah semakin keterlaluan tingkahnya. Ahok mulai terasa kekalahan sudah di depan mata, elektabilitasnya turun, gerakan ormas, dan suara umat Muslim untuk Jakarta terus berseru-seru, jangan memilih Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2017. Dan beberapa hari lalu tersebar video Ahok di Youtube, dengan menyatakan: dibohongi pake surat Al-Maidah ayat 51.

Dan ini isi surat Al-Maidah ayat 51: 

“Hai orang-orang beriman janganlah kalian mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi wali kalian; sebagian mereka adalah wali bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kalian mengambil mereka menjadi wali, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” 

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok | Foto Merdeka
Sederhana saja untuk menangkap pola pikir Ahok, kenapa ia berani sekali mengaitkan ayat suci Al-Quran untuk kepentingan politiknya, karena Ahok tahu ia tidak akan dipilih oleh umat Islam di Jakarta. Dan itu tentu saja membuat Ahok mencari segala macam cara agar umat Islam di Jakarta dan Indonesia bersimpati padanya. Namun hasilnya menjadi bumerang pada Ahok sendiri.

Setelah menyebarnya video tersebut dan berbagai liputan berita, Ahok mendapat kritikan dan kecaman keras dari warga Muslim, dan juga Ormas Islam. Namun Ahok tetap ngotot, tidak ada maksud untuk menghina Al-Quran.

Itulah cara berpikir Ahok. Memang secara sekilas kita mendengarkan ucapan Ahok saat masih berseragam dinas tersebut, tidak menghina ayat Al-Quran. Namun Ahok menyatakan surat Al-Maidah itu untuk dipake  membodohi warga yang akan memilihnya. Jadi jelas sekali Ahok sudah berani menyentil ayat suci Al-Quran. Seharusnya Ahok berani bilang siapa yang membodohi umat Muslim di Jakarta pakai surat Al-maidah ayat 51 tersebut? Sebutkan oknumnya! Jangan kampanye begitu!

Dalam agama Islam sendiri, melalui surat Al-maidah ayat 51 itu jelas sekali, siapa yang boleh jadi pemimpin, dan siapa yang tidak boleh jadi pemimpin. Nah, lucunya Ahok sudah berani sekali mengurusi agama orang lain. Bahkan PBNU menyatakan beberapa Minggu yang lalu, tidak boleh memilih pemimpin non-Muslim kalau masih ada pemimpin yang masih amanah, adil, dan jujur.

Memangnya Cuma Ahok yang amanah, adil, dan jujur? Apalagi berbagai masalah Ahok diterpa berbagai isu. Contoh kecilnya saja Ahok sudah tidak amanah, saat maju melalui jalur independen, eh malah gabung ke partai. Jelas sekali Ahok tidak amanah terhadap warga yang sudah mengumpulkan 1 juta ktp untuknya. Masih mau mengelak? Kalau sudah tidak amanah, berarti ia tidak berlaku adil terhadap pendukungnya, dan juga sudah menjadi pemimpin pembohong pada pendukungnya? Mau cari alasan apa lagi menutupi ini?

Nah, sekarang bisa dinilai siapa yang sudah pakai isu SARA di antara tiga pasangan calon gubernur di Pilkada DKI Jakarta? Ahok yang mulai. Sementara seperti Anies Baswedan atau Agus Yudhoyono tidak ada kampanye seperti itu. Bahkan Agus Yudhoyono masih terlihat tenang membaca kondisi perpolitikan Jakarta, dan menyiapkan program-program untuk Jakarta di kampanyenya nanti.

Karena isu SARA ini pula, Ahok yang dianggap melecehkan ayat suci Al-Quran, muncul petisi untuk Ahok di situs change.org, Ahok! Jangan Lecehkan Al-Qur’an. Petisi itu dimulai oleh Irfan Noviandana, dan sudah ditandatangai 53.590 oleh netizen, pada pukul 9.51, Jumat (7/10/2016).
Jurang kekalahan Ahok semakin jelas, mantan Bupati Belitung Timur yang pernah berjanji melalui jalur independen ini pun mencoba survive untuk memengaruhi pendukung dengan bermacam cara, salah satunya ya cara SARA ini.

Ahok terus panik, apalagi mendengar peneliti survei menyatakan elektabilitasnya terus anjlok setiap bulan. Saat ini, dalam catatan Lembaga Survei Indonesia (LSI) elektabilitas Ahok-Djarot hanya 53,9 persen dari responden 440 warga Jakarta, yang dimulai pada 28 September 2016 – 4 Oktober 2016.
Sebelumnya, Maret lalu, jika 10 calon pasangan penantang Ahok hanya meraih 26,30 persen. Kini suara Ahok berpaling ke pasangan Agus-Slvyana, dan Anies-Sandiaga, yang digabungkan mencapai 42,5 persen. Pasangan Agus-Sylvina mencapai 20,22 persen, sedangkan Anies-Sandiaga memperoleh 22,30 persen.

Tim survei LSI dipimpin oleh Denny J.A, ia merupakan konsultan politik kemenangan Jokowi-JK di Pilpres 2014 lalu. Selain itu keberhasilan yang diraih LSI adalah kesuksesan surveinya dan kesuksesan exitpoll. Dan memang terbukti survey yang selama ini mereka lakukan, Jokowi-JK menang atas Prabowo-Hatta. Bahkan beberapa hari yang lalu, Denny J.A dengan telak menyatakan bahwa Ahok kalah di Pilkada DKI Jakarta 2017.

Ada banyak survey di Indonesia ini, namun keakuratan LSI tidak diragukan lagi oleh publik. Maka tak heran jika Denny J.A pernyataannya begitu keramat bagi Ahok. Sekali lagi Ahok kalah kata Denny J.A. Bagaimana tidak pusing tujuh keliling Ahok? Itulah kenapa Ahok berani sekali usili surat Almaidah ayat 51 tersebut. Seolah-olah dialah jadi korban diskriminasi.

Dalam keterangan Denny J.A lagi, sebanyak 40 persen pemilih Muslim di Jakarta tidak bersedia dipimpin oleh Ahok. Mereka berjuang secara militan agar Ahok tidak menang di Pilkada nanti. Dalam personality, Ahok bukan sosok pemimpin yang baik, ia bermulut kasar dan tidak sopan. Dan Ahok tidak didukung oleh warga kecil di Jakarta, karena Ahok selama ini sudah menyakiti warganya sendiri melalui penggurusan yang tidak berkeprimanusiaan.


Sementara pasangan Agus-Sylviana elektabilitasnya terus naik, Denny J.A juga mengatakan pasangan ini bisa jadi kuda hitam di Pilkada DKI Jakarta 2017. [Klickberita.com/Asmara Dewo]

Info penting: Klickberita.com di-update setiap Sabtu pagi

Baca juga: 
PBNU Dukung Pemimpin Muslim yang Amanah, FPI Memperjuangkannya

Posting Komentar untuk "Apa Ini Alasannya Kenapa Ahok Lecehkan Surat Al-maidah Ayat 51?"