Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Eloknya Puri Taman Saraswati di Kaki Gunung Lawu

Klickberita.com – Meskipun letaknya berada di kaki gunung, dan harus melalui jalan setapak yang menanjak, rasa letih tidak begitu terasa saat mengunjungi Puri Taman Saraswati. Pepohonan menjulang tinggi, hutan pinus memayungi wisata di kaki gunung tersebut, cicit suara burung begitu syahdu terdengar, balutan udara sejuk menyegarkan diri. Itulah yang kami rasakan ketika pertama kali menapakkan kaki di tempat ibadah umat Hindu yang juga sekaligus tempat wisata. 

Puri Taman Saraswati di Karanganyer, Jawa Tengah | Foto Klick Berita, Asmara Dewo
Wisata reliji selain menambah wawasan terhadap penganut agama lain, juga bisa menambahkan rasa hormat dan toleransi antar agama. Semakin kita mengenal, semakin menjunjung tinggi rasa perbedaan di kehidupan ini. Apalagi tempat ibadah itu letaknya sangat eksotis, penuh kedamaian, ketenangan, yang membuat pengunjung betah berlama-lama di sana. 

Dewi Saraswati itu digambarkan berwajah cantik, ia bertangan empat, di setiap tangannya memegang: Wina, Aksamala, Damaru, dan Pustaka. Ia berdiri anggun di atas bunga teratai yang ditemani sepasang angsa putih. Saraswati juga disebut sebagai Dewi Ilmu Pengetahuan bagi umat Hindu. 
Patung Dewi Saraswati tampak cantik nan anggun | Foto Klick Berita, Asmara Dewo
Dikutip dari karanganyarkab.go.id, Empat alat yang dipeganganya tersebut mempunyai arti, berikut penjelasannya:

1. Wina adalah simbol dari kekuatan yang indah, menarik, lemah lembut, dan mulia yang merupakan sifat dari ilmu pengetahuan.
2. Aksamala adalah simbol dari kekekalan dan tak terbatasanya ilmu pengetahuan.
3. Damaru adalah simbol seni dan budaya yang agung.
4. Pustaka adalah simbol dari ilmu pengetahuan. 

Untuk memperingati keagungan Dewi Saraswati, umat Hindu biasanya menggelar hari besar tersebut setiap 210 hari, atau 6 bulan sekali. Ini merupakan salah satu hari besar penganut Hindu untuk memuja Sang Hyang Widhi (Tuhan Yanga Maha Esa) atas kekuasaannya menciptakan ilmu pengetahuan dan kesucian. 

Pengunjung yang datang kesini selain untuk berwisata, juga untuk sembahyang. Tak hanya warga sekitar yang mengunjungi tempat suci tersebut, umat Hindu dari Bali kerap berziarah ke Puri Taman Saraswati yang begitu elok ini. Karena taman ini sebagai ritual ibadah, para pengunjung yang datang kesini diwajibkan untuk melepaskan alas kakinya. 

Saat kami berkunjung tampak satu keluarga baru saja usai sembahyang di bawah Dewi Saraswati. Wajahnya masih terlihat basah yang dibasuh dari air sendang (kolam) di sebelah kanan taman. Di bawah patung Dewi Saraswati gemericik air kolam meneduhkan telinga mendengarnya, di sana pula terhampar dupa-dupa dan sesajen untuk mengagungkan Dewi yang tampak yang begitu cantik nan anggun tersebut.

Pengunjung membasuh muka di Sendang Puri Taman Sari | Foto Klick Berita, Asmara Dewo
Kami kemudian menuju sendang yang diyakini berkah tersebut. Saat kami tiba, tampak pria dan wanita sedang antri untuk membasuh muka dengan pengunjung lainnya. Saat ditanya supaya apa membasuh muka pakai air ini, pengunjung pria itu menjawab, “Biar berkah saja, Mas.” 

Air yang mengalir di sendang itu sangat dingin, segar, dan bersih. Tampak pula akar pohon yang menempel kokoh di atas tembok sendang tersebut. Di dalam sendang itu terdapat uang logam, nilainya ada Rp 500 dan Rp 1.000. Kalau dihitung, sampai juga puluhan ribu. Oh ya, di sana juga terdapat sesajen dan dupa. 

Arca di Puri Taman Saraswati | Foto Klick Berita, Asmara Dewo
Nah, tepat di belakang sendang, terdapat dua arca yang sangat eksotis. Arca itu bukan Dewa atau Dewi, tapi arca yang berbentuk orang. Dan tidak tahu pasti siapakah sosok orang yang digambarkan dalam bentuk arca tersebut. Dan sepertinya memang arca ini seperti yang berada di Candi Cetho, dan mungkin juga ada kaitannya. Mengingat Puri Taman Saraswati ini masih satu kompleks dengan Candi Cetho, letaknya pun tepat di belakang candi. 

Bangunan yang berisi benda "keramat" di Taman Saraswati | Foto Klick Berita, Asmara Dewo

Bagi yang penasaran dengan Candi Cetho bisa baca di asmarainjogja:
Phallus di Puti Taman Saraswati | Foto Klick Berita, Asmara Dewo
Hal yang menarik lainnya adalah ketika saya penasaran dengan sebuah bangunan yang terbuat dari kayu beratapkan 3 tingkat dari bahan ijuk. Bangunan yang menggugah rasa penasaran itu ditutup oleh 2 carik kain berwarna putih dan kuning. Setelah saya singkap kain tersebut ternyata isinya phallus (lingga) yang berbentuk jenis kelamin pria. Setelah itu saya tutup kembali. 

Pada pucuk bangunan itu juga ditutup erat dengan kain, bisa jadi itu adalah phallus juga. Who knows! Phallus  yang begitu vulgar itu terbuat dari batu yang berwarna tanah liat. 

Oh ya, letak Puri Taman Saraswati ini berada di Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kecamatan Jemawi, Kabupaten Karanganyer, Jawa Tengah. Karena satu kompleks dengan Candi Cetho, pengunjung dikenakan 2 kali retribusi. Yang pertama saat masuk ke kompleks candi, tiketnya Rp 7.000 per orang. Dan wajib menggenakan kain kampuh dengan biaya seikhlas hati. Kami sendiri untuk 2 orang hanya Rp 5.000.

Nah, setelah itu untuk memasuki Puri Taman Saraswati dikenakan tiket Rp 3.000 per orang. Dan itu sudah biaya tiket masuk ke Candi Kethek dan wisata Air Terjun. [Asmara Dewo]

Baca juga:
Kalau Liburan ke Yogyakarta, Jangan Lupa ke Taman Sari! 
Tiga Candi Cantik Ini Tak Jauh dari Pusat Kota Yogyakarta 
Delapan Candi Terindah di Yogyakarta yang Masih Utuh

Info: Klick Berita di-update setiap Sabtu pagi. Bagi yang meng-copypaste artikel kami wajib mencantumkan www.klickberita,com di bawah postingannya. Terimakasih atas kerjasamanya.



Posting Komentar untuk "Eloknya Puri Taman Saraswati di Kaki Gunung Lawu"