Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengingat Kembali Pengaruh Arab di Indonesia

Terima atau tidak, suka atau tidak, bangsa Indonesia berutang banyak dengan bangsa Arab. Bagi yang paham sejarah, tentu sepakat kemerdekaan Indonesia mustahil bisa diraih tanpa adanya kalimat arab yang mampu menumbuhkan jihad perlawanan terhadap penjajajah. Allahu Akbar!!! Merdeka atau Mati!!! Pekik takbir itu bahasa Arab, bukan? 

Perlu kita sama-sama harus ingat kembali, kebangkitan nasional bangsa ini di awal abad 20, yaitu diawali dengan gerakan serikat atau syarikat. Serikat ini merupakan bahasa yang diserap dari bahasa Arab yaitu kata Syarikah. Yang artinya secara sederhana adalah perkumpulan orang-orang yang terikat sesuai ketentuan yang berlaku pada suatu organisasi.

Rapat Sarekat Islam | Foto Istimewa
Apakah Anda tahu apa nama organisasi pertama kali di Indonesia ini? Jika tidak tahu atau lupa, baiklah akan kita ingatkan bersama-sama. Organisasi pertama kali di Indonesia adalah Syarekat Prijaji yang dididirikan oleh Tirtho Adhi Soerjo. Organisasi ini berdiri karena mulai sadarnya anak bangsa atas penjajahan Belanda yang selama ini membuat rakyat pribumi menderita sampai beraba-abad lamanya.

Meskipun tidak begitu efektif, perjuangan Syarekat Prijaji, namun anak bangsa tidak patah semangat untuk memperjuangkan kaum pribumi. Beberapa tahun kemudian berdiri lagi serikat yang membawa perubahan yang sangat besar bagi bangsai ini, yaitu Serikat Dagang Islam yang didirikan oleh Samanhudi, dan di kemudian hari berganti nama menjadi Serikat Islam saat dipimpin HOS Tjokroaminoto.

Ada yang belum kenal dengan Tirtho Adhi Soerjo, Samanhudi, atau HOS Tjokroaminoto? Kalau belum kenal, ya wajar anti ke Arab-araban. 

Sadar tidak, jika tidak adanya serikat yang didirikan oleh mereka, bangsa ini belum tentu merdeka? Ya, mau bagaimana merdeka, bersatu saja tidak, kecerdasan yang dimiliki pun bukan untuk pribumi, melainkan untuk penjajah. 

Soekarno yang merupakan murid Tjokroaminoto melalui kepemimpinannya akhirnya Indonesia merdeka. Apakah beliau anti Arab? Tidak! Apa beliau anti Islam tidak! Bahkan Indonesia merdeka saja yang pertama kali mengakuinya adalah negara Islam, di antaranya Arab Saudi, dan negara arab lainnya.

Indonesia yang masih bayi dulu harus merangkak-rangkak untuk mendirikan negara ini. Boleh jadi jika tidak dibantu dengan masyarakat Muslim di Aceh negeri Indonesia kita di antara ada dan tiada. Bukan tanpa alasan, sejak dahulu kala, sejak zaman kerajaan Aceh sudah makmur. Aceh yang berwarga Muslim yang sangat kental dengan Arab, disebut pula sebagai Serambi Mekah banyak sekali berkorban untuk negeri ini melalui sumbangan dananya. 

Harapannya apa? Agar kelak Aceh bisa mempunyai peraturan sendiri sesuai Syriat Islam. Dan janji itu akhirnya dikabulkan oleh pemerintah pusat pada masa Era Susilo Bambang Yudhoyono. Berapa tahun janji itu tidak dipenuhi? 

Ulama-ulama besar di negeri ini seperti KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadyah), KH Hasyim Asy’ari (Pendiri Nahdlatul Ulama), beliau memperdalam ilmu keagamaannya di Arab, bukan di Barat, apalagi di Cina. Apapun yang berkaitan dengan Islam di Indonesia pastinya belajar di Arab, bukan di tempat lainnya.

Jadi lucu sekali, kalau generasi sekarang anti dengan Arab. Padahal ulama kita dulu merindukan sekali untuk menapakkan kakinya di tanah Arab, selain untuk ibadah Haji, Umroh, juga memperdalam ilmu Islam lagi. 

Arab berkaitan erat dengan Islam, meski begitu orang Arab juga belum tentu Islam, tapi dalam ibadah Islam menggunakan bahasa Arab. Sholat, mengaji, berdoa, bahasa Arab, dan itu sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist Nabi. Masih anti dengan yang Arab-Arab? Kalau iman kita masih ada, nantinya kita mati juga ditanyai dengan Malaikat Mungkar dan Nakir pakai bahasa Arab, bukan Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, apalagi Bahasa Cina. 

Tapi itu bagi yang mengimani hari Kiamat, kalau tidak, ya sulit untuk memahaminya. Indonesia tidak bisa dipisahkan begitu saja dengan yang ke Arab-araban, sebab kalau diulik lebih dalam lagi, banyak sekali pengaruh Arab terhadap negeri kita, Indonesia Raya. 

Jika masih tidak percaya dan bebal, silahkan pahami lagi sejarah Indonesia! [Klickberita.com/Asmara Dewo]

Baca juga:
Prajurit Putih 
Bukan Bangsa Kotak-kotak 
Sejarah Boikot yang Menjadi Senjata Rakyat 

Info: Klick Berita di-update setiap Sabtu pagi. Bagi yang meng-copypaste artikel kami wajib mencantumkan www.klickberita.com, terimakasih atas kerjasamanya.

1 komentar untuk "Mengingat Kembali Pengaruh Arab di Indonesia"