Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gunanya Mengukur Kemampuan Diri

Klickberita.com – Seringkali orang terjebak pada ambisinya, mau berhasil malah gagal, ingin untung malah buntung. Impian dan ambisi boleh-boleh saja sebagai motivasi untuk mengejar sesuatu, namun harus diingat pula, kira-kira semampu apa diri kita. 

Mengukur kemampuan diri adalah hal penting untuk menjalankan apa saja, terlebih lagi yang sangat berisiko di kemudian hari. Artikel yang ditulis ini sungguh bukan untuk mematahkan semangat si pengepal mimpi, bukan pula menakut-nakuti jalan orang lain untuk sukses. Hanya saja sebagai intropreksi agar diri kita benar-benar matang untuk menjalankan sebuah harapan. 

Ilustrasi mengukur diri | Foto Shutterstock
Ada beribu kasus, kenapa banyak orang yang gagal daripada berhasil. Selain soal keberuntungan, keberhasilan juga proses panjang yang dilalui seseorang. Mulai dari merangkak, tertatih, berjalan, sampai berlari sekencang-kencangnya. Ini seperti hukum alam yang tak bisa dipungkiri, apalagi dibantah. Semua ada prosesnya. 

Nah, prores inilah yang mau tak mau harus dihadapi, dijalani, sembari mempelajari di setiap jejak langkahnya. Orang yang ingin langsung melompat, bisa terjatuh. Orang yang berlari sekencang-kencangnya, kalau tidak biasa latihan, maka berhenti sebelum garis finish. Ujung-ujungnya apa? Ya, kalah. 

Baca juga:

Setiap kita mempunyai kapasitasnya masing-masing. Kita sebagai apa, dan apa tugas kita. Mulai dari kecerdasan, kebijakan, kewibawaan, keuletan, kegigihan, motivasi, loyalitas, semua itu diukur pada setiap orang dalam bidangnya. Dalam hirarki perusahaan maupun di pemerintahan juga begitu. 

Misalnya seorang RT (Rukun Tetangga) ingin menjabat menjadi walikota. Atau seorang karyawan paling rendah ingin menjabat direktur di perusahaan. Sungguh tidak bisa seperti itu! Kalaupun ingin sungguh-sungguh mengejar impiannya tersebut dengan ambisi yang menggebu-gebu, mau tak mau harus mempelajari semua bidang yang ditekuni walikota ataupun direktur. 

Itu artinya kita harus bertahun-tahun dahulu belajarnya. Tidak bisa langsung melompat sesuai ambisi hati saja. Selain belajar, kita juga harus banyak relasi, baik orang dalam maupun orang luar. Pengaruh kita juga sangat penting dalam sebuah ambisi. Contohnya begini, kita yang tidak populer bagaimana mungkin dikenal orang lain. Kita yang biasa saja apa mungkin jadi yang menonjol di antara orang lain. 

Pengaruh, kepopuleran, dan menonjol di antara lainnya juga harus dimiliki oleh setiap orang yang ingin menjalankan ambisinya. Coba ukur diri kita sendiri, seberapa berpengaruh dan populer kita di kalangan sendiri, ataupun di luar sana? Dan apakah kita mempunyai kelebihan di antara yang lainnya, sehingga kita sangat menonjol? 

Jika jawabannya tidak, maka untuk saat ini tahan selera dulu. Cukuplah hanya bisa menelan ludah. Nikmati apa yang ada di hadapan kita, karena itulah keadilan yang sesungguhnya. Semua yang terjadi sesuai kapasitas kita sebagai manusia. Jangan dipaksa, dan mau memaksa! Kalau nekat juga, risikonya seperti yang sudah disinggung di atas, hanya bisa menerima kegagalan. 

Toh, Allah SWT Maha Adil dan Maha Bijaksana, Ia tahu siapa hambaNya yang benar-benar mampu sesuai segala yang dimilikinya. Ini tidak akan pernah keliru atau salah hitung. 

Memang terkadang kita ingin mengubah apa yang tidak sesuai dengan harapan. Hanya saja dalam hal ini kita tidak terlebih dahulu mengukur diri. Untuk itulah sebelum memutuskan apa yang diambil, apalagi sebuah ambisi yang sangat besar. Ukurlah diri kita terlebih dahulu. 

Ada baiknya pula minta penilaian pada orang orang lain. Minta kritik dan saran sebagai evaluasi diri. Sebab penilain orang lain lebih jitu dan akurat daripada pembelaan diri kita yang sok hebat ini. 

Jika sudah mulai menyadarinya, maka isi kepala dengan segala ilmu yang dibutuhkan, asah pula segala skill yang menunjang untuk mengejar impian. Dengan begitu kita sudah memproses dan mempersiapkan diri untuk maju. [Asmara Dewo]

Info: Klick Berita di-update setiap Sabtu pagi

Posting Komentar untuk "Gunanya Mengukur Kemampuan Diri "