Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jika Iman Sudah Tergadaikan

Klickberita.com – Tekanan hidup pada anak manusia, terkadang karena dirinya sendiri menyikapi kehidupan. Bukankah hidup itu begitu mudah, jika kita tidak memberat-beratkan kehidupan sendiri? 
Coba perhatikan orang-orang di sekitar yang taat beragama, mereka tampak bahagia luar dalam. Sebaliknya pula, yang mengingkari, aura wajahnya tak bisa ditutupi dengan keceriaan, meskipun bisa hanya sesaat, kemudian kusut lagi. 

Agama itu terdiri dari iman, nah, iman di hati inilah yang menggerakkan seluruh kehidupan seseorang. Bagaimana ia berbicara, bagaimana ia berpikir, dan bagaimana pula ia bersikap. Kalau iman seseorang itu baik, maka kehidupannya pun ikut membaik. Begitu pula sebaliknya. 

Foto Ilustrasi Shutterstock
Nah, di antara manusia, memang ada yang peduli dengan manusia lainnya. Ini disebabkan karena dilandasi oleh amar ma’ruf nahi mungkar, menyuruh kebaikan dan melarang keburukan. Dan memang itu pula kita sebagai manusia salah satu tugasnya saling mengingatkan. 

Namun konyolnya, terkadang kita mencak-mencak kalau disuruh berbuat baik, dan dengan garangnya melawan kalau dilarang ketika berbuat buruk. Padahal itu untuk kebaikan kita sendiri, dan pada umumnya seluruh umat, terutama bagi yang seiman. 

Biasanya tipe orang seperti ini, dibagi menjadi dua golongan:

1. Karena memang minimnya pemahaman agama
Pendidikan agama itu memang sebaiknya sudah diajarkan sejak kecil. Jadi ketika tumbuh dewasa tinggal memperdalam lagi. Itulah juga kenapa ada istilah belajar ketika sudah tua ibarat melukis di atas air. Sulit sekali memahami ilmu apapun kalau sudah tua. Namun begitu, selalu ada kesempatan belajar, selagi nyawa masih dikandung badan. 

Nah, akibat minimnya pemahaman agama ini pula yang mengakibatkan kita menolak diri atas perintah dan larangan terkait agama. Kalau sedikit paham saja, pemahaman agama, tentu saat orang lain mengingatkan kita tidak serta merta menolaknya. Didengarkan dulu, dirundingkan, dipahami dulu, dan jika sudah mantap, lalu diamalkan.

Baca juga:
Kehebatan Manusia yang Diuji Maha Kuasa 
5 Alasan Memilih Istri yang Berjilbab dan Berpakaian Baik Sesuai Anjuran Islam 

2. Karena keimanan sudah pudar
Pudarnya rasa keimanan seseorang berakibat fatal bagi dirinya. Ini mutlak tak terbantahkan lagi. Karena apa? Sebab ia dalam bertindak sudah di luar rambu-rambu agama. Ketika sudah begitu, ia sudah sulit membedakan mana yang benar dan mana yang salah. 

Jika sudah pudar, lalu bagaimana lagi kalau sudah hilang? Wah, itu lebih parah lagi. Nah, cara mengetahui keimanan pada diri sendiri ditandai seperti ini, masihkah kita mau mendengar nasihat-nasihat agama? Masihkah patuh perintah para ulama? Masihkah kita mau belajar agama lagi? 

Jika tidak! Benarlah sungguh, memang pudar keimanan di dada. Jadi apapun yang menyerukan kebaikan dan melarang kita, cepat-cepat kita menangkis dengan ucapan “tidak!” dan membantah. Parahnya lagi, malah menyerang orang-orang yang begitu simpati kepada kita. 

Kita harus sadar, hidup ini tidak selamanya, ada kehidupan di balik ini semua. Jika sekali saja sudah berakhir, tamat kehidupan kita di dunia. Yang ada hanya nama di liang lahat. Syukur-syukur masih ada yang ziarahi. Syukur-syukur masih ada yang mengenang kebaikan kita, jika tidak?! Jawab sendiri kalau yang ini!

Iman, adalah sesuatu yang paling mahal dalam kehidupan ini, jika sempat tergadai, sungguh sulit untuk menebusnya. Akan buta melangkah, tersesat jika berjalan, tuli akan mendengar kebaikan, dan di kelilingi oleh orang-orang yang mengingkari perintah agama.

Bahaya, jika iman sudah tergadaikan. Selalu menolak bentuk kebaikan, dan menerima bentuk keburukan. Dan segala perbuatan hanya untuk syahwat keduniaan. Lupa akan keEsaan Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT. [Asmara Dewo]

Info: Klick Berita di-update setiap Sabtu pagi 

Yang direkomendasikan:

Posting Komentar untuk "Jika Iman Sudah Tergadaikan"