Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengunjungi Candi Prambanan dengan Orang Spesial

Klickberita.com – Udara pagi masih terhirup segar, matahari masih agak malu-malu menampakknya sinarnya. Sedikit mendung, tapi tidak mengurungkan niat kami untuk berlibur di akhir pekan. Kali ini liburan sangat spesial, karena saya akan menghabiskan hari minggu ini dengan kedua orangtua di Kota Gudeg ini. Setelah menyaksikan saya wisuda kemarin, saatnya mengajak kedua orangtua tercinta untuk menikmati indahnya kota Yogyakarta.

Pukul 9.00 wib kami mulai bergerak menuju Candi Prambanan. Kami menggunakan motor. Saya sendiri, sedangkan Ayah dan Ibu satu motor. Kami memutuskan menyewa sebuah motor satu lagi. Kenapa memakai motor? Jawabannya selain bebas dari macet dan rute dari tempat kos saya ke Candi Prambanan tidak terlalu jauh. 

Megahnya Candi Prambanan | Foto Klickberita, Rizka Wahyuni
Lantas kenapa pula harus ke Candi Prambanan, bukankah banyak sekali wisata di tempat lainnya? Jawabannya adalah sebab Ayah dan Ibu sudah sebelumnya pernah ke Candi Borobudur. Jadi mereka memutuskan untuk ke Candi Prambanan, sekaligus ingin tahu candi Hindu paling indah di dunia tersebut.

Kami kemudikan motor dengan santainya sambil menikmati setiap jengkal kota Budaya ini. Nampak terpancar kebahagian dari wajah Ayah dan Ibu saya selama perjalanan. Akhirnya kami sampai di Candi Prambanan sekitar pukul 09.40. Berarti sekitar 40 menit perjalanan. Kami segera masuk gerbang dan memarkirkan motor di tempat yang sudah disediakan. 

Setelah dari parkiran kami langsung membeli tiket masuk. Harga tiket masuk Candi Prambanan Rp. 30.000 untuk sekali masuk. Setelah membeli tiket tanpa berlama-lama lagi kami langusng memasuki kawasan Candi Prambanan.

Udara sejuk dan deretan pepohonan nan rindang menyejukkan mata. Nampak dari ke jauhan betapa kokoh dan megahnya Candi Prambanan. Sungguh betapa kayanya Indonesia dengan kebudayaan leluhur. Walaupun puluhan tahun silam, peninggalan bersejarah  ini masih kokoh tegak menjulang angkasa.

Sebelum memasuki kawasan candi, kami menyempatkan diri untuk mengabadikan momen berfoto. Saya dengan sigap mengambil foto. Orangtua saya termasuk yang hobi sekali berfoto. Apalagi Ibu saya. Dengan segala pose harus difoto. Lucu terkadang melihatnya, tapi tidak apalah yang penting beliau bahagia.

Orangtua tercinta saya | Foto Klickberita, Rizka Wahyuni

Saya dan orangtua | Foto Klickberita, Rizka Wahyuni
Untuk mengabadikan foto sekeluarga saya memakai tripod sehingga kami bisa foto bertiga. Setelah puas berfoto di halaman masuk. Kami beristirahat sejenak di bawah pohon rindang. Saya sadar, Ibu saya mudah sekali merasa lelah dan kakinya juga gampang pegal. Kami lebih banyak bristirahat. Setelah itu kami masuk ke kawasan komplek candi Prambanan. Wajah-wajah bahagia dari Ayah dan Ibu saya terpancar. Bisa menikmati liburan kali ini dengan putri satu-satunya.

Disetiap sudut tempat yang di anggap bagus ibu saya selalu minta difoto. Kali ini beliau nekat memanjat tumpukan reruntuhan candi hanya untuk berpose. Tapi lucunya setelah selesai berfoto susah untuk turunnya. Dengan sigap Ayah langsung menghampiri dan berniat untuk menggendong. Ah, romantis sekali mereka. Walaupun umur keduanya sudah tidak muda lagi. Tapi cinta mereka begitu kuat nan kokoh. Sungguh bahagia sekali bisa melihat beliau sehat dan tertawa lepas.

Ibu saya tidak bisa turun, akhirnya digendong ayah | Foto Klickberita, Rizka Wahyuni
Oh iya, karena kami pergi hari Minggu, banyak sekali wisatawan yang berkunjung ke Candi Prambanan ini. Mulai dari anak-anak sekolah, keluarga, para anak-anak bimbel Inggris yang memburu para bule untuk di ajak untuk melatih kemampuan Bahasa Inggris mereka. 
Karena ada bule yang baru selesai di ajak berbicara dengan  rombongan anak-anak bimbel itu. Ibu saya langsung minta untuk berfoto dengan si bule dengan menggunakan bahasa isyarat saja, dan ternyata si bule mau, hahahha.

Gaya orangtua saya dengan bule | Foto Klickberita, Rizka Wahyuni
Setelah itu  kami menuju bangunan utama dari Candi Prambanan ini. Sesekali saya membantu Ibu menaiki tangga candi yang cukup tinggi. Dan ayah juga sangat sabar membantu Ibu. 

Hawa sejuk terasa saat kami memasuki bagian dalam candi. Karena candi terbuat dari batu andesit, maka hawanya menjadi lebih dingin. Ayah juga sangat suka dengan kebudayaan leluhur. Sesekali beliau menunjukkan deretan relif kepada saya. Katanya, “Sungguh betapa hebatnya orang zaman dahulu, mengukir ini. Dan bisa membangun candi prambanan dengan megahnya.

Ukiran arca di dinding Candi Prambanan | Foto Klickberita, Rizka Wahyuni
Saya juga menjelaskan kepada Ayah beberapa keunikan dan macam-macam relif yang saya ketahui. 
Setelah puas berkeliling kami memutuskan untuk beranjak keluar dari komplek. Matahari sudah diatas ubun-ubun. Teriknnya terasa membakar kulit. Sungguh bahagia sekali bisa mengajak Ayah dan Ibu ke Candi Prambanan ini. Menikmati wisata kebudayaan nenek moyang dan sekaligus belajar sejarah kuno. [Rizka Wahyuni/Padusi Hijab]

Info: Klickberita di-update setiap Sabtu pagi. Bagi kamu yang ingin kirim tulisan wisata, silahkan kirim e-mail ke asmaradewo707@yahoo.com 

Baca juga;

Posting Komentar untuk "Mengunjungi Candi Prambanan dengan Orang Spesial"