Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rizka Wahyuni Berbagi Pengalaman Lulus CPNS Dosen




Rizka Wahyuni berfoto di depan Fakultas Kedokteran Sam Ratulangi
Rizka Wahyuni berfoto di depan Fakultas Kedokteran Sam Ratulangi setelah menerima Surat Keterangan CPNS | Foto asmarainjogja.id, Asmara Dewo

Klickberita.com-Berkat kegigihan belajar dan pantang menyerah akhirnya Rizka Wahyuni lulus CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) dosen di Unsrat (Universitas Sam Ratulangi) Manado. Tentu saja untuk mengejar impian tersebut, Rizka, tidak hanya bermodal menengadahkan tangan merapal doa, begitu banyak perjuangan yang tidak diketahui orang lain.

Tapi jauh sebelum membahas tentang Rizka dan cita-citanya, kita meski mengusik dulu sebenarnya kenapa, sih, begitu banyak kaum muda ingin menjadi PNS? Padahal pekerjaan atau profesi zaman sekarang ini begitu luas, perkembangan teknologi yang semakin canggih ini sangat memungkin siapa saja bisa sukses dari segi materi. Tapi tetap saja menjadi PNS  menggiurkan bagi kaum milenial saat ini. Terbukti dalam catatan BKN (Badan Kepegawaian Negara) yang dikutip Liputan 6 pada 2021 sebanyak 4,54 juta CPNS yang mendaftar.

Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 menjelaskan “Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN (Aparatur Sipil Negara) secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.

Selanjutnya dalam Pasal 21 menjelaskan hak PNS sebagai berikut:

1. Gaji, tunjangan, dan fasilitas;

2. Cuti;

3. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua;

4. Perlindungan;

5 Pengembangan kompetensi.

Pengalaman Rizka Wahyuni yang Menegangkan

Rizka bercerita bukan kali pertama ini saja mencoba mengikuti ujian CPNS, tapi ini adalah tes yang ke-3 kalinya, namun persiapan dia kali ini betul-betul matang.

“Persiapan 3 bulan sebelum ujian CPNS, jadi mulai belajar lagi tentang kemampuan dasar, namanya tes SKD (Seleksi Komptensi Dasar). Tes itu ada 3 bidang yang diuji.

TWK (tes wawasan kebangsaan), TIU (Tes Intelegensia Umum), dan TKP (Tes Karakteristik Pribadi). Dari ketiga bidang tersebut punya passing grade, masing-masing TWK 65, TIU 80, TKP 166.

Saat ujian memang mendebarkan, karena waktunya sangat singkat dalam mengerjakan banyak soal. Dan jangan terlena saat membaca soal sehingga menghabiskan waktu. Jadi baca pada inti-intinya saja, atau istilahnya pembacaan skiming.

Alhamdulillah saya lolos tunggal dari 3 peserta, sedangkan yang dibutuhkan sebanyak sembilan formasi. Perjuangan belum selesai, masih ada lagi tes selanjutnya, yaitu SKB (Standar Kompetensi Bidang). Tesnya ada dua, pertama secara CBT (Computer Bassed Test), dan itu soal tentang dosen sesuai minat yang diambil,” kata Rizka mengenang pengalaman tujuh bulan lalu.

Selanjutnya Rizka menguraikan tahapan yang meski dilalui lagi sebagai berikut:

Pertama, literasi tentang Kemendikbud, ambang batasnya 4 dari 20 soal.

Kedua, literasi Bahasa Inggris, ambang batasnya 4 dari 20 soal.

Ketiga, penalaran dan pemecahan, ambang batasnya 8 dari 20 soal.

Keempat, dimensi psikologi, ambang batasnya dengan skor 136 dari 40 soal.

“Sangat menegangkan, saat itu aplikasi CBT masih sering error, sehingga hati-hati dalam mengerjakannya. Tapi juga harus cepat, karena soalnya sangat panjang, butuh konsentrasi yang sangt tinggi. Alhamdulillah saya lulus melampaui nilai ambang batas dan lanjut ke tahap SKB, wawancara, dan praktik mengajar (micro teaching),” kata perempuan berumur 28 tahun itu.

Rizka mengaku tes terakhir SKB tak kalah menegangkan karena wawancara dan micro teaching dilakukan secara Daring (Dalam Jaringan), jadi butuh persiapan yang matang dalam menghadapinya, seperti mencari lokasi yang nyaman, jauh dari kebisingan, dan internet yang kencang. Selain itu laptop yang digunakan juga harus mendukung.

“Saya sendiri memutuskan untuk ujian di hotel bintang 4 selama 4 hari di Yogyakarta, agar terhindar dari kesalahan teknis dan hal-hal yang tak diinginkan saat ujian berlangsung,” ujar Rizka mengenang saat ujian pada 7-8 Desember 2021 tahun lalu.

Hasil tidak mengkhianati proses, akhirnya pada 25 Desember 2021, Rizka dinyatakan lulus melalui website Kemendikbud. Dan sekarang telah mengabdikan diri menjadi salah satu dosen di Fakultas Kedokteran Gigi Sam Ratulangi.

Tips Menjadi CPNS menurut Rizka Wahyuni

Rizka Wahyuni bersama CPNS Dosen lainnya di Rektorat Sam Ratulangi
Rizka Wahyuni bersama CPNS Dosen lainnya di Rektorat Sam Ratulangi | Foto Kepegawaian Universitas Sam Ratulangi

Rizka memberikan tips bagi yang ingin menjadi CPNS tahun berikutnya, dia berharap pengalamannya bisa menjadi refrensi.

Pertama, minta selalu doa kepada orangtua, karena doa orangtua bisa menembus langit ke-7.

Kedua, harus mempersiapkan diri dengan belajar minimal empat bulan sebelum ujian.

Ketiga, pilih formasi sesuai ijazah dan peluang daerah yang memungkinkan bisa lulus.

Keempat, belajar bahasa Inggris, khususnya di bidang dosen, karena ada soal dalam bahasa Inggris.

Kelima, selalu berdoa dan beribadah pada Allah SWT, agar diberikan yang terbaik dalam hidup.

Keenam, bersedekah dengan niat agar dipermudah segala urusan.

Terakhir, pesan Rizka adalah apapun hasil dari ujian itulah yang terbaik.

“Lulus atau tidak lulus, itulah yang terbaik untuk kita,” pungkas Rizka yang saat ini sudah sebulan menetap di Manado. [Asmara Dewo]

Sumber www.asmarainjogja.id

Posting Komentar untuk "Rizka Wahyuni Berbagi Pengalaman Lulus CPNS Dosen"