Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ini 10 Tips ke Curug Lawe agar Petualangan Menyenangkan

Klickberita.com-Pesona Curug Lawe yang berada di Lereng Gunung Ungaran memang tak diragukan lagi. Hutan di sana juga masih asri, tak ayal air yang mengalir begitu jernih dan dingin. Para penunggunya (fauna) saling bersahut-sahutan setiap ada pengunjung yang datang.  

Curug Lawe berada di Desa Kalisidi, Kec. Ungaran Barat, Kab. Semarang, Jawa Tengah. Curug ini sudah memperoleh Rekomendasi Ujicoba Operasional Era Adaptasi Kebiasaan Baru. Sehingga sejak tiga pekan yang lalu sudah dibuka kembali. Kini pengunjung mulai berdatangan ingin menikmati keindahan Curug Lawe.

Curug Lawe | Foto Asmarainjogja.id, Asmara Dewo
Curug Lawe | Foto Asmarainjogja.id, Asmara Dewo

Agar pengunjung tidak kecewa, batas waktu masuk pukul 14.00 WIB. Nah, kalau lewat dari waktu tersebut pengunjung dilarang masuk. Semua itu dilakukan demi keselamatan dan keamanan pengunjung itu juga. Sedangkan petugas pada pukul 16.00 WIB mulai menyisir pengunjung yang masih berada di kawasan curug.

Nah, sebelum bertualang ke sana, berikut tips yang bisa dijadikan refrensi:

1. Pastikan Kendaraan Sehat

Ilustrasi jeep | Photo by ahmad syahrir from Pexels
Curug Lawe berada di lereng gunung yang tinggi, jadi akses menuju ke sana penuh tanjakan. Dan berada di area hutan dan perkebunan, sebaiknya pastikan kendaraan yang digunakan sehat. Pastikan remnya tidak blong, atau ban kendaraan tidak tipis.

Selain itu tentu saja perhatikan mesin kendaraan, jika pernah mengalami mogok, sebaiknya pakai kendaraan lain saja. Adapun hal-hal lain perlu diperhatikan lebih lanjut, yang penting bawalah kendaraan yang sehat ke Curug Lawe.

2. Stamina Harus Prima

Ilustrasi petualang | Photo by Mike Andrei from Pexels
Dari parkiran menuju curug jauhnya sekitar dua kilometer. Biasanya memakan waktu treking 45 menit. Cukup jauh dan lama, bukan? Karena itulah pastikan stamina prima, tidak perlu memaksa diri hanya karena ingin bertualang ke Curug Lawe.

Curugnya berada di lereng gunung, dan akses menuju ke sana cukup bagus. Berjalan di atas semen (seperti selokan) atau juga jembatan yang terbuat dari besi dan kayu. Meski begitu tidak semua jembatan itu sempuran, ada beberapa papan yang ditambal, karena sudah bolong. Ada pula jalan yang sempit dan curam, jadi butuh fokus dan keseimbangan. Nah, kalau sakit tentu tidak optimal keseimbangan tubuhnya.

3. Memakai Alas Kaki yang Tepat untuk Treking

Ilustrasi sepetau gunung | Photo by Lum3n from Pexels

Seperti yang sudah disampaikan pada poin ke-2, jalur ke Curug Lawe cukup ekstrem. Maka sebaiknya memakai alas kaki yang tepat, seperti sendal atau sepatu gunung. Tidak tepat jika memakai sepatu atau sendal dengan tumit yang tinggi. Karena jalan di sana ada yang berbatasan langsung ke jurang.

Selain itu melintasi bebatuan yang cukup tajam, sebaiknya alas kaki tidak tipis.

4. Perlengkapan Dokumentasi

Ilustrasi perlengkapan dokumentasi | Photo by Element5 Digital from Pexels
Akan semakin bagus petualangan jika memiliki dokumentasi berupa video, foto, atau catatan perjalanan. Jadi sebagai seorang petualang selain menikmati keindahan alam, juga bisa menceritakan ulang melalui dokumentasinya.

Sebaiknya membawa kamera yang bagus agar bisa merekam objek-objek penting dan indah pada petualang. Selain itu juga perlu membawa buku catatan, jika memang ada informasi penting yang perlu dicatat sebagai jurnal perjalanan nanti.

5. Memakai Ransel

Ilustrasi menggendong ransel | Photo by moon chahcha from Pexels
Barang yang dibawa sebaiknya dimasukkan ke ransel. Cukup repot jika membawa barang-barang di tangan, sementara jalannya terjal. Jadi barang, makanan, atau minuman bisa dimasukkan ke ransel.

Dengan memakai ransel, gerakan jadi lincah, dan bisa fokus untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

6. Membawa Barang yang Penting Saja

Ilustrasi perlengkapan cowok | Photo by Aleks Magnusson from Pexels

Agar tidak memberatkan beban perjalanan, sebaiknya membawa peralatan atau perlengkapan yang penting saja. Karena terkadang ada yang terbiasa membawa barang-barang yang tidak penting. Akibatnya adalah di perjalanan nanti mudah capek, karena beban yang berat.

Selain itu repot, dan boleh jadi tercecer di jalan. Jadi sebelum berangkat, sortir dulu barang bawaannya.

7. Membawa Obat Pribadi

Ilustrasi obat | Pexels.com. Pixabay
Obat pribadi penting untuk dibawa, tidak tahu juga di jalan nanti keadaannya seperti apa. Mungkin punya riwayat asma, sinusitis, dan lain-lain yang berhubungan dengan pernapasan, sebaiknya bawa tabung oksigen portable.

Lebih baik lagi membawa perlengkapan obat luka. Karena bisa saja saat mandi di curug terluka akibat batu tajam atau terkena kayu.

8. Membawa Kebutuhan Konsumsi

Ilustrasi konsumsi untuk outdoor | Photo by Taryn Elliott from Pexels
Di Curug Lawe memang ada warung, menyediakan mie, minuman hangat, gorengan, dan snack. Meski begitu tidak ada salahnya juga membawa makanan dan minuman sendiri dari rumah. Mungkin ingin membawa bekal nasi dari rumah dan menyantapnya di curug, tentu selera makannya lebih mantap lagi.

Tapi ingat, buanglah sampah pada tempat yang telah tersedia di sepanjang jalan atau di lokasi curug. Karena soal kebersihan, Curug Lawe memang juaranya. Sangat sulit melihat sampah yang berserakan.

9. Patuhi Peraturan Curug Lawe

Aliran dari Curug Lawe | Foto Asmarainjogja.id, Asmara Dewo
Sebagai tamu berarti menghargai tuan rumah, dalam hal ini tentu saja mengikuti peraturan Curug Lawe. Ada beberapa hal penting yang dilarang di Curug Lawe, seperti; Dilarang menangkap monyet dan burung, diwajibkan kembali setelah pukul 16.00 WIB, membuang sampah pada tempatnya, menjalankan protokol pencegahan Covid-19 dengan mengecek suhu tubuh, memakai masker, rajin membasuh tangan, menggunakan hand sanitizer, tidak berkerumun, berperilaku beradab, dan lain-lain.

Semua yang diterapkan oleh petugas Curug Lawe semata-mata demi kenyamanan, keselamatan, dan keamanan pengunjung itu sendiri.

10. Ramah terhadap Warga  

Ilustrasi warga | Photo by Ibrahim Bennett from Pexels
Sebagai seorang petualang, bukan saja hanya memburu objek yang menurutnya menarik, tapi juga bagaimana dia terhadap manusia lainnya. Maksudnya adalah perilaku pertualang itu terhadap warga sekitar. Tidak pantas seorang petualang jika tidak menghargai tuan rumah, bersikaplah menghormati, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, tentu saja ramah dan mau berkomunikasi dengan warga. Sebagaimana pepatah Minangkabau, “Di mana bumi di pijak, di sana langit di junjung.”

Jangan merepotkan warga, bila perlu malah membantu warga.

Nah, itulah 10 tips yang bisa jadi refrensi bertualang ke Curug Lawu. Semoga petualangannya menyenangkan dan bermanfaat untuk orang lain.

Artikel ini telah tayang di www.asmarainjogja.id dengan judul Sebelum Berangkat, Ini 10 Tips Bertualang ke Curug Lawe 

Posting Komentar untuk "Ini 10 Tips ke Curug Lawe agar Petualangan Menyenangkan"