Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Milenial Akses Artikel Berkualitas dengan IDN App

Klickberita.com-Apa yang kamu rasakan ketika membaca judul berita yang tidak sesuai isinya? Tentu jengkel, kan? Menggerutu dalam hati. Bahkan menyesal. Jera, tidak akan kembali lagi pada situs berita tersebut. Judul yang demikian dikenal dengan clickbait (umpan balik).

Hal itu dilakukan untuk mendulang pendapatan iklan dan trafik tinggi. Sederhananya semakin banyak pengunjung membaca situs itu kesempatan pendapatan iklan besar, dan tentu saja mendapat trafik lebih tinggi. Semakin tinggi peringkat situs maka setiap pengiklan atau pihak sponsor berani membayar mahal tawarannya. Sederhananya seperti itu.

Sebelum lebih dalam, berdasarkan Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers, pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. Jadi hadirnya pers tidak semata-mata melaporkan peristiwa, lebih dari itu. Untuk memahaminya lebih lanjut bisa membaca Undang-Undang Pers.

Nah, yang lebih menjengkelkan lagi adalah sekelas situs berita tidak tahu malu meng-copypaste seluruh isi artikel dari situs lain atau dari grup media sosial, tanpa izin atau mencantumkan nama penulisnya. Selain tidak menghargai karya orang lain, tipe situs berita seperti ini menabrak UU No 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (UUHC).

Pasal 1 ayat 1 UUHC menjelaskan: “Hak cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.”

Dewan Pers sudah mengingatkan plagiat dalam kode Etik Jurnalis identik dengan pencurian. Plagiat adalah mengaku karya wartawan lain sebagai karya miliknya. Seorang wartawan yang melakukan plagiat, berarti wartawan tersebut telah melakukan pencurian terhadap karya rekan profesinya. Plagiat dapat dilakukan pada bagian tertentu atau secara keseluruhan. Oleh karena itu Kode Etik Jurnalistik melarang keras wartawan melakukan plagiat dan plagiat dianggap sebagai perbuatan sangat tercela.


Ilustrasi akses situs berita | Photo by Andrea Piacquadio from Pexels
Ilustrasi akses situs berita | Photo by Andrea Piacquadio from Pexels


Tak heran tingkat literasi kita buruk. Karena sesama kita belum menghargai karya tulis sutuhnya.

Sebagaimana Kemdikbud.go.id mengutip dari IKAPI, data United Nations Educational, Scientific and Culture Organization (Unesco) menunjukkan rendahnya minat baca masyarakat Indonesia. Hanya satu orang dari 1.000 penduduk yang memiliki minat baca (0,001). Masyarakat di negara maju rata-rata meluangkan 6-8 jam per hari untuk membaca. Di sisi lain, terdapat sekitar 30.000 judul buku yang diterbitkan setiap tahun oleh penerbit.

Baiklah kita tidak perlu muluk-muluk membaca seperti 6-8 per jam per hari seperti bangsa yang sudah sadar literasi, cukup sajikan situs berita online yang berkualitas. Dan tentu saja memberikan kesempatan kepada generasi milenial untuk berekspresi melalui tulisannya.  Kabar baiknya, semua itu bisa dimulai dari IDN App.

Akrabnya IDN App dan Milenial

Situs berita IDN Times memang tergolong muda, berdiri sejak enam tahun silam. Namun bukan berarti yang junior tidak mampu melampaui kualitas dan kuantitas senior. Sekarang peringkat IDN Times berada diurutan ke-14 se-Indonesia berdasarkan Alexa Rank. Pembacanya kaum milenial, boleh jadi memang itulah target pembaca dari situs berita yang didirikan oleh Winston Utomo dan William Utomo.

Agar membaca artikelnya lebih mudah lagi, kita bisa mengunduh IDN App Google Play atau App Store. Setelah aplikasi itu berada di smartphone kita, banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan. Smartphone itu adalah pintu dunia yang mampu mengantarkan kita ke mana saja. Karena sekarang adalah eranya revolusi digital 4.0.

Kamu bisa menyelami informasi negara-negara internasional lewat berita yang ada di IDN App. Seperti kategori world, nah artikel berita itu mengulas informasi dan isu terkini di berbagai negara. Dan tentu saja selalu update atas peristiwa dan informasi di dalam negeri. Uniknya adalah meskipun dalam bentuk berita, aplikasi berita terlengkap ini tetap dalam format penulisan listicle.

Mengutip dari Glosarium.org, listicle adalah suatu artikel berdasarkan daftar poin. Inilah perbedaan berita yang ada di IDN Times dengan situs berita lainnya. Tak heran generasi Y dan Z betah berlama-lama membaca artikelnya. Karena mereka lebih mudah memahami berdasarkan poin penting yang dituliskan.

Selain format artikel yang memudahkan pembaca, kualitas berita berdasarkan kode etik jurnalistik tetap diutamakan. Itu terbukti tidak ada kasus berita yang aneh-aneh pada IDN Times. Tampaknya pendiri dan penanggung jawab selain menyebarkan informasi penting, juga mengajak milenial untuk cerdas berliterasi. Jadi jauh dari pemberitaan hoax, dan judul clickbait.

Kita ambil contoh berita yang ditulis Hana Adi Perdana berjudul “Sektor Penerbangan Mulai Pulih, Ini Datanya” pada 04 September 2020, pukul 19:00 WIB. Poin pada artikel beritanya bisa kita uraikan sebagai berikut:

1. Jumlah penerbangan pada Agustus 2020 tercata 25.041, naik 17 persen dibandingkan Juli 2020 sebanyak 21.431 penerbangan. Jumlah pergerakan penumpang meningkat 38 persen menjadi 2,10 juta orang dari sebelumnya 1,52 juta orang. Volume angkutan kargo stabil di angka sekitar 49 juta kilogram.

2. Bandara Soekarno-Hatta pada Agustus 2020 naik 17 persen dibanding Juli 2020 menjadi 14.393, jumlah pergerakan penumpang naik 36 persen menjadi 1,22 juta orang. Volum angkutan kargo stabil di 38,8 juta kilogram.

3. Data itu didukung penyataan Dirut PT Angkasa Pura Muhammad Awaluddin, “Membaiknya permintaan masyarakat membuat frekuensi penerbangan di satu rute bertambah, lalu rute-rute yang sempat tutup kembali aktif. Jumlah penumpang di 19 bandara sekitar 2 juta orang dan khusus Soekarno-Hatta sekitar 1,22 juta orang.”

4. Penerbangan di Bandara Husein Sastranegara mulai bergeliat sejak Agustus lalu menyusul kembalinya penerbangan pesawat jet di di sana. Karena sebelumnya pesawat jet itu hanya beroperasi di Bandara Kertajati. Bandara Husein Sastranegara sudah melayani penerbangan dari dan ke Kualanamu, Denpasar, Pekanbaru, Makassar, Balikpapan, dan Palembang. Maskapai operasi pesawat jet adalah Garuda Indonesia, Citilink, dan Lion Air.

Kesimpulannya adalah judul dan isi beritanya sesuai, memang ada datanya dan narasumber terpercaya dari Dirut PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin.

Disebut sebagai aplikasi berita terkini juga patut disematkan kepada IDN Times, pada judul tertulis [Breaking] BMKG: Gempa Bumi M 4.2 di Kabupaten Nias Selatan. Breaking news itu ditulis oleh Timmy si Robot (artificial intelligence), pada 4 September 2020, pukul 21.03.

Isinya beritanya sebagai berikut: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan telah terjadi gempa bumi berkekuatan M 4.2, di wilayah Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, Indonesia, pada Jumat, (04/09/2020) pukul 18.44 WIB. Menurut BMKG, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0.47 LS dan 98.06 BB, atau laut 29 km tenggara Kabuapaten Nias Selatan dengan kedalaman 3 Km.

Terlihat di akun Timmy si Robot followernya berjumlah 74, ranking 337, dan jumlah seluruh artikelnya 3407.

Sebagai “pelepas dahaga” informasi yang lain, IDN Times juga menyediakan artikel pada kategori; soccer, entertainment, humor, destination, journal, inspiration, recipe, discovery, DIY, style, women, relationship, dan lain-lain. Artinya kita tidak menelan berita hukum, ekonomi, dan politik saja, tapi juga hiburan. Sebagai media yang digandrungi kaum milenial, situs satu ini memang memahami betul minat pembacanya.

Nah, pada bentuk narasi kita bisa menikmatinya pada kategori fiksi (cerpen, puisi) dan opini. Kan, tidak lucu membaca puisi ada daftar poinnya; 1. Aku yang mencintaimu, sebelum dan sesudah dirinya, 2. Sang petualang itu bukan lari, ia hanya kembali pada titik awalnya, 3. Oh, jangan samakan lelaki ini dengan yang lain, lelaki ini adalah alpha di gelapnya rimba. Pun begitu dalam karya cerpen, sebagaimana pada umumnya ditulis dalam format narasi. Karena karya sastra bukan sekadar meneguk poin penting, tapi kenikmatan imajinasi kita ke dalam karya itu. 

Salah satunya, puisi dari Laurence Noventia Poernomo, terbit pada 17 Agustus 2020, pukul 18.31.

Ingatlah, Ini Tanah Air Kita

Udara menyapu wajah

Akar bertumbuh menembus kemegahan

Hijau rumput menarinari ria

Lautan bergelombang gemilang


Ribuan suku dan darah

Ditemani banyaknya bahasa

Beraneka adat dan tata cara

Ditemani baju daerah menyematkan apik


Ingatlah dikau akan perjuangan leluhur

Menggoyangkan langit dan menggelegarkan badai

Saat ini giliran dikau

Mengalungi semboyan dan simbol


Bersyukurlah hari ini telah tiba

Dalam keragaman dan semangat citacita

Dalam kebijaksanaan dan kebebasan

Marilah menyokong kekuatan persatuan bangsa.

Kita coba analisis, bait pertama penulis menggambarkan alam yang begitu kaya raya. Bait kedua, penulis menyampaikan kenekaragaman bangsa. Bait ketiga, penulis berpesan untuk mengenang kehebatan para pejuang. Bait terakhir, penulis mengajak untuk bersyukur atas kemerdekaan dan menguatkan lagi persatuan bangsa.

Nah, terkait Opini memang salah satu produk jurnalistik (nonberita) yang sering ditunggu-tunggu pembaca. Menurut KBBI Kemdigbud.go.id, opini adalah; pendapat, pikiran, dan pendirian. Tempo Institute mengutip Erikson dan Tedin (2015), menulis opini menjadi ekspresi verbal dari seorang penulis terhadap suatu hal atau kejadian yang merepresentasikan nilai serta kepercayaan dari si penulis.

Salah satu opini berjudul Blokir VPN untuk Situs Dewasa, Strategi atau Sensasi?, ditulis oleh Pandu Laksono Sukarno Putro, pada 1 September 2020, pukul 21.40. Tanda tanya pada judul memang membuat pembaca bertanya-tanya, apakah hanya strategi atau sensasi saja? Sesuai tidak judul dengan isi opinya, mari kita analisis!

1. Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Johnny G. Plate, menyatakan Kemenkominfo telah menghubungi situs “dewasa” untuk menutup akses warga Indonesia. Penjelajahan situs tersebut melalui Virtual Private Network (VPN).

2. VPN merupakan layanan yang menyediakan anonimitas dan privasi dalam berselancar di internet. Guna utamanya untuk melindungi data pribadi, seperti IP address, lokasi saat ini, bahkan siapa saja orang terdekat pengguna.

3. Cara kerja VPN, misalnya kita mengunjungi situs “X”, aplikasi VPN mengarahkan kita ke server VPN, anggap saja di negara “S”. Server di negara “S” akan menghubungi situs “X”, informasi tersebut akan terbaca oleh request dari negara “S”, dan dikirimkan kembali ke server VPN di negara “S”. Oleh server VPN, informasi dari situs “X” akan dikirimkan kembali ke perangkat yang kita gunakan, sehingga tidak ada rekam jejak atas lokasi asli perangkat kita pada situs “X”, dan di manapun.

4. Anonimitas yang disediakan VPN dapat menembus barikade pengamanan mental rakyat Indonesia agar tidak terjerumus kepada jurang kemaksiatan. Yang sedari dulu telah dipasang oleh Kominfo berupa pemblokiran situs dewasa menggunakan uang pajak kita. Milayaran uang pajak dikalahkan oleh biaya tidak lebih lima dolar per bulan, bahkan gratis.

5. Langkah Kominfo menghubungi situs dewasa untuk menutup akses VPN dari rakyat Indonesia menjadi kurang masuk akal. Yang akses itu terbaca oleh situs dewasa dari negara “S”, bukan dari Indonesia. Bisa diibaratkan, kita melarang anak untuk beli permen, tapi tokonya yang disuruh tutup.

6. Daripada melakukan pemblokiran, lebih baik memberikan pendidikan seks. Stigma pendidikan seks yang dianggap tabu harus diluruskan.

7. Kominfo tidak perlu mengurusi rakyat Indonesia yang mengunjungi situs dewasa. Karena ratusan juta rakyat Indonesia lainnya belum menikmati akses internet sama sekali. Fokus dan anggaran Kominfo untuk menyediakan internet yang terjangkau di seluruh Indonesia. Agar anak-anak petani yang di ujung negeri dapat mencicipi setitik kesempatan yang setara dengan anak-anak di kota.

Kita bisa menyimpulkan bahwa apa yang disampaikan penulis melalui judul dan isinya sesuai dan berkualitas. Secara tersirat penulis ingin mengatakan bahwa Kominfo hanya bersensasi saja, karena kalau mau fokus kerja, ya, konkretkan dulu keadilan akses internet secara merata. Lagi pula menyuruh situs porno untuk memblokir akses VPN itu tidak mungkin, sebagaimana yang sudah disampaikan si penulis tadi.

Milenial itu kritis, mereka tidak mau hanya jadi pelaku konsumtif, tapi juga harus produktif. Bisa dibilang beradu pendapat lewat tulisan, pembaca tak hanya dicekoki artikel dari IDN Times, tapi pembaca juga bisa menulis opini lewat IDN Community. Meski begitu, hanya karya-karya yang berkualitas saja yang diterbitkan melalui seleksi ketat meja redaksi. Lagi-lagi kualitas menjadi hal utama yang dipertanggungjawabkan. Ini suatu bentuk amalan pembukaan UUD 1945 alinea ke-4: “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”.

Hal ini sejalan dengan Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang No. 11 Tahun 1966 tentang Ketentuan-Ketuan Pokok Pers: “Pers Nasional adalah alat revolusi dan merupakan mass-media yang bersifat aktif, dinamis kreatif, edukatif, informatoris dan mempunyai fungsi kemasyarakatan pendorong dan pemupuk daya pikiran kritis dan progresip meliputi segala perwujudan kehidupan dan penghidupan masyarakat Indonesia.”

Jika ingin terlibat dalam penulisan opini seperti itu kita juga bisa, hanya mengirimkan tulisan melalui smartphone, lho. Tak hanya bangga kalau karya kita dibaca banyak orang, tapi ada honornya juga. Hitungannya berdasarkan poin. Jadi semakin banyak pembaca, peluang honor yang didapatkan pun besar.

Penampilan pada IDN App di smartphone kita juga menarik, karena seperti media sosial Instagram. Kita bisa saling mengikuti satu sama lain. Nah, kalau artikel itu menurut kita berkualitas, bisa membagikannya ke Twitter, Facebook, Whatsapp, bahkan Instagram Story.

Bosan membaca topik yang itu-itu saja, bisa mencari topik lain yang membuat kita tertarik, dan meyimpannya di bookmark. Pada transisi perubahan itu seperti slide. Dan tentu saja tidak ada iklan yang menganggu. Untuk mengakrabkan lagi antara pembaca dan menguatkan komunitas, ada fitur tanya jawab. Kalau kita ingin berbagi atau bertanya sesuatu, kita bisa memanfaatkannya. Anggota lain akan menjawabnya untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. [Asmara Dewo]

Artikel ini telah tayang di www.asmarainjogja.id dengan judul IDN App, Cara Milenial Akses Artikel Berkualitas


Posting Komentar untuk "Cara Milenial Akses Artikel Berkualitas dengan IDN App"