Kenapa Harus Berbelanja di Warung Sebelah?
Untuk membangun
perekonomian warga kecil yang kuat salah satunya adalah memutarkan uang di
sekitar kita. Maksudnya adalah jika kita ingin bertransaksi apa saja sebaiknya antar
sesama saja. Misalnya ingin berbelanja kebutuhan dapur seperti membeli gula,
minyak goreng, sayuran, dan lain sebagainya. Tidak perlulah kalah hanya membeli
barang-barang seperti itu harus ke minimarket atau supermarket sekelas
nasional. Cukup berbelanja di warung sebelah.
Ilustrasi warung sembako | Foto Tempo |
Harapannya apa? Agar uang
yang dibelanjakan tersebut bisa kembali langsung kepada kita. Kalau tetangga
sebelah membuka kios barang harian, kita membuka sarapan pagi, seperti lontong,
soto, gudeg, bubur ayam atau jenis sarapan lainnya. Nah, tetangga tadi pun
tidak akan sungkan-sungkan membeli sarapan kita. Begitulah harapan putaran uang
di sekitar kita. Dengan begitu perekonomian pada lingkungan akan baik dan kuat.
Kesenjangan sosial pun berlahan akan berkurang.
Terkadang di lingkungan
masyarakat banyak terjadi warganya yang terlalu pelit. Hanya selisih Rp 1.000 saja
tidak mau berbelanja ke tetangga sebelah. Padahal dia juga berjualan. Parahnya
lagi, orang berharap berbelanja ke tempat dia, sementara dia enggan berbelanja
ke tempat orang lain. Kan, tidak adil itu namanya?
Selain menguatkan
perekonomian, saling berbelanja di lingkungan sekitar juga lebih mempereratkan
lagi hubungan sosial. Ini tentu saja memicu semangat saling tolong menolong,
gotong royong, toleransi (jika berbeda agama), dan hubungan yang harmonis bagi
setiap warga. Begitulah idealnya sebuah lingkungan yang diharapkan oleh kita
semua.
Dan hanya
kitalah yang mampu mengubah suatu keadaan, terutama soal perekonomian. Berharap
kepada pemerintah, bagai pungguk merindukan bulan. Tak kesampaian. Karena itu
pula sebagai warga kita harus cerdas menyiasati kehidupan soal ekonomi ini.
Jika tidak cermat,
hanya berharap terus menerus, dan ketergantungan kepada pemerintah, bisa jadi
10 tahun atau 20 tahun lagi kesenjangan sosial semakin meningkat. Yang kaya
makin kaya, yang miskin makin miskin. Berdasakan laporan LSM Internasional yang
sudah berdiri selama 75 tahun, Oxpam melaporkan bahwa kesenjangan sosial di
Indonesia paling parah di Asia Tenggara.
Lembaga kemanusiaan
yang berfokus pada kemiskinan global itu juga menyebutkan: “Empat orang
Indonesia terkaya, hartanya melebihi 100 juta rakyat miskin.”. Sebuah laporan
yang menyentak rakyat dan pemerintah Indonesia. Dan kita ketahui pula
kesenjangan sosial berdasarkan BPS (Badan Pusat Statistik) kota Yogyakarta
merupakan provinsi tertinggi di Indonesia, gini rationya sebesar 0,425 persen.
Atas kesadaran itulah
sebaiknya kita kembali menguatkan perekonomian warga kecil dengan berbelanja di
lingkungan sendiri. Berbelanja di supermarket atau minimarket milik perusahaan kelas
nasional secara tak langsung kita telah membuka lebar jurang kesenjangan sosial
antar sesama.
Agar kita juga turut
mengambil keuntungan dari putaran uang di sekitar tadi, sebaiknya juga membuka
usaha di rumah. Terserah usaha apa saja, yang penting tidak bertentangan dengan
agama dan negara. Sangat disayangkan, jika kita hanya menjadi penonton di
putaran uang yang begitu besar di tengah masyarakat. Apalagi kita salah satu
warga miskin dari ratusan juta penduduk Indonesia.
Perlu diketahui, di
Arab Saudi yang tanahnya kering kerontang, tapi karena perdagangannya kuat,
negara mereka pun makmur. Jangan kira warga Arab Saudi sejahtera karena
pemerintahnya berhasil menyejahterakan warganya, tapi karena kesadaran warganya
di dunia perdagangan itu sendiri.
Contohnya saja negara
kita yang kaya akan sumber daya alam, minyak, gas, emas, tembaga, bahkan
uranium terbaik di dunia, dan sumber daya alam lainnnya, tapi belum mampu
menyejahterakan rakyatnya secara merata. Jadi kuncinya adalah perdagangan juga
harus dikuatkan di negara kita, yang berperan tak lain dan tak bukan adalah
warga kecil.
Seperti yang sudah
disinggung di atas, setelah sama-sama melakoni sebagai pedagang, warga pun
turut pula mendukung dengan cara berbelanja antar sesama. Dengan begitu,
kesenjangan sosial dan angka kemiskinan di Indonesia akan berkurang. Nah,
lambat laun negara kita perekonomiannya akan kuat, warganya pun sejahtera.[Klickberita.com/Asmara Dewo]
Info: Klickberita.com di-update setiap Sabtu pagi
Posting Komentar untuk "Kenapa Harus Berbelanja di Warung Sebelah?"