Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hati yang Terbalik

Klickberita.com – Persahabatan itu adalah hubungan terunik yang pernah ada dalam kehidupan manusia. Sebelum bersahabat begitu akrab, seperti saudara sendiri, bisa jadi dulunya bermusuhan dengan hebatnya.

Mungkin Anda kenal betul tabiat dari seorang Umar Bin Khatab? Sifatnya yang keras dan tegas, namun memiliki hati yang begitu lembut. Beliau sebelum memeluk Islam, sangat membenci Nabi Muhammad Saw, bahkan ingin sekali membunuh manusia yang paling berpengaruh di dunia ini.


Bersama sahabat terbaik (Ilustrasi) | Foto Flickr

Namun dikemudian hari, Khulafaur Rasidin yang kedua ini sangat mencintai Nabi Muhammad. Bahkan ia orang yang paling terdepan membela nabi dengan gagah berani sembari menghunuskan pedangnya di depan musuh. Awal kebenciannya terhadap Nabi Muhammad dengan ajaran agama Islamnya, berbalik membela agama Islam sampai di ujung napasnya.

Beliau salah satu sahabat rasul yang sangat terpukul sekali atas meninggalnya Nabi Muhammad SAW. Bahkan tak percaya pula bahwa manusia yang paling dicintainya itu meninggal. Marah sekali beliau, ketika mendengar kabar bahwa Rasulullah SAW meninggal. Kemarahan beliau tentu saja karena betapa cintanya kepada nabi akhir tersebut. Ia sungguh tak percaya!

Dengan suaranya yang lantang, “Siapa yang telah mengatakan Rasulullah meninggal, akan aku potong tangan dan kakinya.”

Hingga datanglah Abu Bakar Shiddiq membenarkan kabar tersebut, bahwa memang benar Nabi Muhammad SAW telah meninggal. Umar yang awalnya juga tak percaya mendengar pernyataan Khulafaur Rasidin yang pertama itu, lalu terjatuh bertekuk lutut dia atas tanah  beruaraian air mata. Karena walau bagaimanapun kelebihan, keistimewaan, dan segala macam mukzizat beliau, Nabi Mumahammad adalah seorang manusia yang pasti meninggal juga.

Sahabat klicker yang kami cintai, tentu kisah cerita tersebut juga banyak dijumpai dalam kehidupan sekarang. Mungkin saja Anda pernah sangat membenci orang lain, namun di kemudian hari, menjadi sahabat sejati. Atau menyimpan dendam dengan kebencian yang terdalam pada seseorang,  lalu di kemudian hari sangat mencintai, bahkan rela mengorbankan nyawanya demi orang yang dicintai tersebut.

Bukankah kita juga tahu, bahwa kita tidak boleh terlalu membenci orang lain. Dan sebaliknya pula, tidak boleh terlalu mencintai orang lain. Ada batas-batasannya. Karena kalau sudah ada kata “terlalu” itu artinya melebih-lebihkan sesuatu.

Lalu pertanyaannya adalah bolehkah kita membenci orang lain? Benci adalah salah satu sifat yang memang ada pada manusia. Ini tidak bisa dihilangkan, sebab memang suatu kodrat yang sudah ada sejak lahir. Namun kabar baiknya adalah kebencian yang begitu dalam pun bisa dikontrol. Sampai sebatas mana kita membenci orang lain. Dan juga tidak boleh membenci orangnya, sifatnyalah yang harus kita benci.

Kira-kira apakah sahabat klicker paham maksudnya? Jadi begini, setiap manusia itu memiliki nilai-nilai kebaikan dan keburukan. Tidaklah mungkin manusia yang terlahir itu buruk saja perilakunya, jadi tentu saja ada nilai positif pada dirinya. Nah, kalau kita sudah terlalu membenci orang lain, ini akan memudarkan mata kita melihat kebaikannya, menulikan telinga kita atas kebaikannya.

Maka membencilah karena sifat buruknya, bukan pada orangnya. Bahkan kita tidak tahu, bisa jadi orang yang paling kita anggap buruk berubah menjadi orang yang lebih baik dari kita sendiri. Apakah sahabat klicker tahu hati kita ini mudah dibolak-balikkan oleh Allah SWT? Jika seseorang mendapat hidayah dari-Nya, dalam sekejab ia menjadi orang yang palik baik, bahkan dipandang mulia oleh Allah SWT dan segenap makhluk-Nya.

Umar Bin Khatab yang begitu membenci Rasullulah, hatinya terbalik jadi mencintai Rasulullah. Dan mungkin juga jika saat ini sahabat klicker membenci seseorang, hatinya terbalik pula menjadi begitu mencintainya. Siapa tahu! [Asmara Dewo] 

Posting Komentar untuk "Hati yang Terbalik"