Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Prabowo dan AHY, Capres dan Cawapres yang Merangkul Semua Golongan

Klickberita.com – Mencuatnya nama besar Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sejak Pilkada Jakarta lalu, semakin menarik perhatian masyarakat luas. Meskipun ia tak terpilih menjadi orang nomor 1 di Jakarta, namun sebagian besar rakyat Indonesia masih berharap penuh agar AHY bisa menjadi pemimpin.


Beberapa bulan yang lalu, namanya juga disebut-sebut untuk maju di Pilgub Jawa Timur, dan terakhir ia masuk bursa calon Gubernur untuk Jawa Barat. Ya, putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono tersebut memang semakin ‘menggoda’ rakyat Indonesia. Seakan-akan rakyat tak mau menyia-nyiakan kepemimpinannya.


Jabatan erat AHY dan Prabowo | Foto Dok Instagram @agusyudhono

Tak hanya sekadar tampan, cerdas, komunikasinya sangat baik yang dimiliki suami Annisa Pohan itu memang kerap membuat fansnya teriak histeris. Sejak kalah di Pilkada Jakarta lalu, AHY sering tampil sebagai pembicara, mulai dari kampus, sampai di acara Partai Demokrat. Mungkin, karena AHY yang masih muda dan selalu tampak enerjik itulah alasannya kenapa generasi muda ngebet banget agar AHY bisa jadi calon pemimpin masa depan.



Ia yang berpikiran global itu pun tak hanya berbicara di dalam negeri saja, tapi juga di tingkat dunia. Pada Juni lalu AHY juga berpidato dalam forum Conference Assembly, 2017 JCI Asia Pacific Conference. Ini membuktikan bahwa buah pikiran AHY didengar oleh masyarakat dunia. Bagaimana mungkin jika negara luar saja sangat menghargai AHY, sementara di negara sendiri kita mengabaikannya?
A post shared by Agus Yudhoyono (@agusyudhoyono) on


“Menang Tidak Terbang, Kalah Tidak Patah” prinsip kuat yang ditanamkannya itu mencerminkan sejatinya siapa AHY. Ia yang kalah dari Pilkada Jakarta, tak membuatnya patah untuk tetap berkontribusi memajukan bangsa dan negara. Impiannya untuk membawa perubahan Indonesia lebih baik ini ternyata membawa kabar baik bagi para pendukungnya. Kabar apa itu?


Kamis, 27 Juli 2017, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertandang ke rumah Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, Bogor. Kedatangan tokoh nasional itu tentunya membicarakan perpolitikan Indonesia. Rakyat menilai berjumpanya kedua tokoh bangsa itu merupakan duet Pilpres 2019 mendatang. Mungkinkah AHY akan mendampingi Prabowo di Pilpres selanjutnya?


Selama ini hubungan antara Gerindra dan Demokrat baik-baik saja. Prabowo dan SBY juga tak pernah konflik politik, meskipun mereka juga pernah berjalan sendiri-sendiri. Contohnya saja Pilkada Jakarta lalu, Gerindra mengusung Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, sedangkan Demokrat menjagokan AHY dan Sylviana Murni. Sedangkan pada Pilpres 2014, Demokrat memilih netral, tidak di barisan Prabowo Hatta, dan tidak pula di barisan Jokowi Kalla.
loading...



Sekarang jabatan erat Gerindra dan keluarga Demokrat sebagai simbol bersatunya mereka untuk memperjuangkan kemajuan bangsa dan negara pada tahun 2019 nanti. Prabowo yang sudah disiapkan sebagai Capres dari Gerindra tampaknya akan merangkul tokoh muda AHY sebagai Cawapresnya. Prabowo yang tak diragukan lagi akan nasionalismenya, begitu juga dengan AHY, kedua purnawirawan itu memang cocok saling membahu untuk rakyat Indonesia.


Pasangan ini sangat ideal untuk memimpin negara di masa yang akan datang. Kita tahu sekali bahwa Indonesia saat ini kritis akan kepemimpinan yang bisa merangkul semua golongan. Lihatlah Indonesia sekarang ini yang terkotak-kotak, terbelah-belah, dan berbagai macam pengelompokan yang sangat rawan bagi bangsa kita sendiri. Seakan-akan beda agama, beda suku, beda golongan, beda politik, beda partai, adalah musuh. Semua musuh jika tidak satu barisan.


Penulis sendiri sudah benar-benar jenuh dengan segala perpecahan yang terjadi di negeri kita. Tidak ada lagi toleransi, tidak ada lagi saling menghargai, tidak ada lagi persatuan, dan tidak ada lagi semangat bersama untuk membangun Indonesia yang lebih baik lagi. Apakah selama ini kita ingin begini terus? Selalu bermusuhan? Saling mem-bully, saling menghina, saling menyikut. Kita benar-benar gerah, kan? Bagaimana mungkin kita bisa #CintaNKRI kalau kita sendiri masih menganggap orang lain yang berbeda adalah musuh?


Kalau kita perhatikan lagi, lihatlah ucapan-ucapan AHY, baik itu dalam menyampaikan pendapat, tulisan, pidato, dan lain sebagainya, nyaris alumni Harvard tersebut selalu mendamaikan kondisi. Walaupun kadang kala ia tiada henti-hentinya di-bully, namun ia selalu ingin memeluk yang selama ini menghinakannya. Itulah besar hatinya seorang mantan TNI yang sudah melanglang buana menjaga NKRI dan juga perdamaian dunia saat bertugas di Lebanon.


Begitu juga dengan Prabowo yang selalu ingin merangkul erat para pembencinya, ia tiada dendam pada orang-orang yang pernah mengkhianatinya, dan selalu memberikan kesempatan yang ingin meminta maaf padanya. Jangan tanya lagi soal besar hatinya Prabowo, sepertinya rakyat Indonesia tahu betul siapa-siapa saja yang menghianatinya. Bahkan sampai saat ini ia selalu ‘dijegal’ karena kasus belasan tahun silam, padahal jelas, ia hanya menjalankan tugas dan dijadikan kambing hitam oleh para petinggi lainnya.


Dan selalu saja Prabowo disalahkan. 


Mata rakyat semakin terbuka lebar, rakyat semakin paham bahwa Prabowo memang tokoh nasional sejati. Ia rela hanya demi kepentingan bangsa dan negara. Sesosok pemimpin yang sangat ideal bagi Indonesia.


Terakhir, ini yang paling penting, yakni soal agama. Sadar atau tidak isu agama semakin hangat saja jadi perbincangan nasional. Pada tahun lalu, sejak mencuatnya penistaan agama yang dilakukan mantan Gubernur Jakarta, sampai sekarang terus bergulir kasus-kasus penistaan agama lainnya. Agama Islam yang kerap jadi bahan penistaan. Tampaknya warga tidak bisa belajar dari kasus-kasus sebelumnya.




Hal ini jika dibiarkan terus menerus, yang ditakutkan adalah bentrok antar agama. Padahal ini hanya ulah oknum tertentu saja, tapi siapa yang bisa menjamin isu ini tidak meluas ke berbagai pihak, yang bisa mengait-ngaitkan menjadi semua pemeluk agama? Kita tidak mau, dan sudah bersumpah tidak akan ada lagi peperangan antar agama seperti yang sudah-sudah. Karena kita tahu, bahwa ini adalah kerugian terbesar bagi bangsa kita sendiri.


Hilangnya nyawa manusia, dendam kesumat, keamanan yang roboh, nurani kemanusiaan yang terkoyak, dan bercerai-berai kebhinekaan kita karena peperangan. Sumpah mati, kita sama-sama mengutuk keras peperangan, apapun alasannya, bagaimanapun kondisinya. Para pejuang kita mewasiatkan agar generasi selanjutnya bisa menjaga keutuhan NKRI melalui Sumpah Pemuda.


Ya, kita adalah satu, kita adalah NKRI, tidak ada lagi yang lain selain NKRI. Kita adalah bangsa Indonesia yang bernaung di bawah semua agama, suku bangsa, dan golongan. Harapannya adalah kita sama-sama membangun Indonesia jauh lebih baik lagi melalui bahu-membahu antar agama, suku, dan semua golongan. Tentu saja kita butuh figur pemimpin yang sudah membuktikannya. Bukan yang asal bicara, pandai teori, tapi tindakannya tidak mencerminkan prinsip keIndonesiaannya.


Prabowo dan AHY sudah membuktikannya sejak ia bertugas menjadi TNI sampai sekarang. Bukankah kita tahu bagi TNI sendiri tidak ada membeda-bedakan warna kulit, keimanan seseorang, dan urusan politiknya? Karena tugas mereka adalah untuk semua golongan. [Asmara Dewo]

Baca juga:

Agus Yudhoyono Semaikan Benih Cinta Baca Buku pada Putrinya 

Agus Yudhoyono, Cagub Ganteng yang Hobi Membaca 

Posting Komentar untuk "Prabowo dan AHY, Capres dan Cawapres yang Merangkul Semua Golongan "