Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keindahan Pantai Butuh yang Wajib Dikunjungi Traveller Muda

Klickberita.com – Pantai yang satu ini belum banyak yang tahu oleh kaum wisatawan. Letaknya yang berada di ujung dusun, jauh dari pantai populer, menjadikan wisata ini bak surga terpencil. Namun bagi kami, seorang traveller, Pantai Butuh layak dikunjungi bagi kaum traveller lainnya.

Jauh dari hiruk pikuk suara wisatawan, suasananya yang damai nan hening membuat betah kami saat berada di sana. Terlebih lagi pemandangannya yang sangat indah, cetar membaha banget, deh. Jika di film kartun Teletubbies, ada gundukan bukit yang menggemaskan, di Pantai Butuh juga bisa ditemukan. Mereka biasa menyebutnya Bukit Teletubbies. 

Indahnya Pantai Butuh Gunungkidul, Yogyakarta | Foto Klick Berita, Asmara Dewo
Derunya ombak yang menghantam karang adalah sebuah fenomena yang paling seru di pantai, bukan? Atau juga landai pantainya yang putih bersih membuat geram kaki untuk berlari di sepanjang pantai. Dan birunya pantai sudah pasti menggoda bagi siapa saja yang menatapnya. Itulah secuil keindahan Pantai Butuh yang kami saksikan. Lantas, apa lagi yang paling mengasyikkan di sana? 

Minggu lalu, kami memutuskan mencari pantai-pantai indah di Gunungkidul, dan roda kami berputar deras menuju Desa Krambi Sawit, Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Ya, di sanalah keberadaan Pantai Butuh, sebuah pantai yang sangat eksotis khususnya bagi traveller sejati. Setelah membayar tiket masuk Rp 5.000 di pos yang dikelola pemuda setempat, kami langsung menuju pantai. Rasanya di sepanjang jalan itu tak sabar ingin segera menguak “misteri” keindahan Pantai Butuh. 

Ketika tiba di lokasi pantai, ada satu warung berdiri di sana yang juga sekaligus tempat parkir kendaraan. Saat itu kendaraan yang diparkir bisa dihitung jari. Sepi sekali pengunjung di sini. Kami juga sempat mengira, apakah pantai ini tidak indah? Baik, sebelum berburuk sangka, kami mengobrol sebentar dengan ibu pemilik warung sambil memesan makanan dan minuman.

Pertanyaan konyol dari Rizka pun terlontar, “Buk, pantainya indah, nggak, sih?” 

Ibu itu terdiam sejenak, sekilas wajahnya tampak ragu-ragu menjawab, namun tetap tersenyum, “Ya, kalau menurut ibu, ya, indah. Tergantung, sih, siapa yang menilainya.”

Hahaha… sebenarnya pertanyaan itu tidak perlu ditanyakan lagi, kan? Tapi itulah Rizka, ada-ada saja pertanyaannya. Lagi pula sudah berada di lokasi, tinggal melompat atau guling-guling saja sudah sampai di tepian pantai. Jadi tidak perlu lagi bertanya yang aneh-aneh.  

Dan ketika kami tanya lagi apakah di pantai ini ramai pengunjungnya, ibu itu jawab, “Biasanya setiap hari Sabtu atau Minggu, ramai yang camping di sini.”

Holalaaa…  itu artinya Pantai Butuh memang lokasi ciamik untuk mendirikan tenda, guys! Pasti seru, tuh, kayaknya. Tapi kami sendiri saat itu hanya berkunjung saja, lain waktu, deh, menancapkan tenda di sana bersama teman-teman lainnya. Dan tentu saja, dengan si menyebalkan, Rizka Wahyuni. 

Setelah pesanan siap disantap, kami membawa bekal makanan menuju tempat ketinggian, dan menyaksikan pengunjung yang sedang asyik bermain pasir dan ombak di tepi pantai. Kami paling suka makan di tempat yang beginian, guys! Selain selera makannya tinggi, juga sambil menatap keindahan alam yang luar biasa indahnya. Oh, Tuhan, Allah SWT, sungguh keren sekali ciptaan-Mu. 

Setelah menyantap mie gelas dan es teh yang menyegarkan tenggorokan, saya beranjak dari posisi menyenangkan itu, lalu mencari spot kece untuk dokumentasi. Bertemulah saya dengan salah satu warga di sana, bapak itu sedang melihat-lihat ke jurang di bawah laut sana. Oh, ternyata bapak tersebut sedang melihat ikan yang berseliweran di birunya Pantai Butuh.

“Pak, tapi saya nggak lihat. Mana, ya, ikannya?” tanya saya. 

“Itu banyak, kok, di bawah sana!” sahut bapak itu.

Wah, mata saya kali, ya, yang rabun, tidak bisa melihat ikan. Terus saya tanya lagi, “Oh ya, Pak, di mana, ya, tempat yang lebih indah lagi selain di sini,”

“Di atas, Mas, di atas sana tempatnya bagus. Kalau mau ke atas bukit itu, dari sana!” jawab bapak itu sambil menunjukkan arah jalan. 

Trecking menuju bukit | Foto Klick Berita, Asmara Dewo
Hohoho… baik-baik, saya langsung kembali ke Rizka dan mengajakanya treckking ke atas bukit lagi. Nah, menuju bukit itu, kami harus hati-hati, karena jalannya cukup terjal dan berbahaya. Biasanya jalur yang kami tempuh itu digunakan warga menuju kebun. Ya, karena di sekitar sini banyak kami temukan perkebunan seperti singkong, kacang tanah, jagung, dan lain-lain. 

Keindahan Pantai Butuh di atas bukit | Foto Klick Berita, Asmara Dewo
Dan benar saja, guys, di atas bukit yang berada di sebelah kanan Pantai Butuh itu, pemandangannya cantik banget. Benar, deh, saya menulis artikel wisata ini tidak berlebihan. Karena memang seperti itulah yang kami rasakan. Terhampar reumputan hijau di depan mata, dan ilalang kering bergoyang-goyang di sapu angin. Nah, yang lebih serunya lagi menatap lautan Samudera Hindia dari sini pass banget, kereeen.

Tebing di Pantai Butuh yang sangat eksotis | Foto Klick Berita, Asmara Dewo
Oh ya, sudah menjadi ciri khas pantai di Gunungkidul dengan tebing-tebing eksotis yang terkikis oleh ganasnya ombak. Mungkin juga tebing yang kami lihat itu, pada zaman dahulu adalah bukit yang kemudian menjadi potongan pemisah antara daratan dan lautan. Intinya kalau kamu foto di sana, pasti keren abis. Sayangnya ketika saya minta Rizka foto di sana, dia takut. 

Dan Rizka malah memilih foto berguling-guling di atas rerumputan hijau bak permadani. Saya ingatkan kalau kamu nanti kesini, jangan terlalu dekat berada di tepi laut, karena di bawah sana sudah jurang lautan. Sangat dangerous, guys! Kalau lokasi untuk camping sendiri, saya tidak tahu pasti di mana tempatnya, apakah hanya di tepian pantai tadi atau di mana. Sebab ketika saya ajak Rizka ke bukit di sebrang sana, dia malas dengan beragam alasan. Bukankah itu sangat menyebalkan?

Bukit di seberang sana jauh lebih keren | Foto Klick Berita
Saya berfirasat dengan kemampuan yang luar biasa memandang dari jarak jauh, bukit Teletubbies itu jauh lebih keren daripada bukit yang kami pijak ini. Sebab dari kejauhan tampak pula hamparan permadani hijau menggemaskan, dan bebatuan cadas yang sangat eksotis. Dan tak kalah penting, lebih tinggi bukitnya. 

Nah, dari sanalah kalau ingin melihat sunset di Pantai Butuh. Karena dari sini kami tidak bisa menyaksikannya terhalang bukit yang lebih tinggi lagi. 

Setelah dari bukit ini kami kembali turun, dan menelusuri tepian pantai tanpa penghuni tersebut. Sebenarnya di sana ada bangunan-bangunan berupa warung dan gardu pandang. Mungkin karena sepinya pengunjung, akhirnya warung itu ditutup. Jadilah kami penguasa pantai menjelang senja. Meski begitu, warga yang bertani dan menangkap ikan masih kami rasakan pula kehadirannya. Jadi kami tidak terlalu takut meskipun hari mulai gelap. 
Gardu pandang di Pantai Butuh | Foto Klick Berita, Asmara Dewo
Ketika kami kembali ke parkiran, pemilik warung sudah tutup, padahal tadi ibu itu bilang 24 jam di sini. Hoalah... Mungkin juga mandi atau bagaimana, tapi entahlah, yang jelas ketika kami mengambil motor di warung mungil satu-satunya itu sudah tutup. [Asmara Dewo]
Info: Klickberita.com di-update setiap Sabtu pagi. Tunggu artikel kami di Sabtu depan 

Wisata baru di Mangunan, Watu Goyang (Batu Bergoyang di Atas Bukit)


Posting Komentar untuk "Keindahan Pantai Butuh yang Wajib Dikunjungi Traveller Muda"