Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sebelum Di-PHK, Bangun Bisnis Secepatnya!

Naiknya upah UMK (Upah Minimum Kota) di sejumlah kota Indonesia, ternyata tidak membawa perubahan baik bagi para buruhnya. Kabar tak sedap di awal tahun 2017 ini, berembus dari Kota Karawang. Kota yang paling tinggi UMK-nya di Indonesia, sebesar 3,6 juta. 

Pihak perusahaan mengakui naiknya upah mengakibatkan perusahaan tak mampu membayar gaji buruhnya. Bahkan pula beberapa perusahaan juga akan gulung tikar. Dampaknya adalah para buruh terancam di-PHK massal. Kalau sudah begitu, maka Indonesia akan menambah angka pengangguran lagi. 

Ilustrasi di-PHK | Foto Shutterstock
Tidak naik gaji salah, naik gaji salah. Lantas apa yang benar untuk mencari rezeki di Indonesia ini? Sudah kita ketahui bersama, warga Indonesia bermayoritas berpenghasilan dari bekerja di perusahaan, pabrik, toko, dan lain sebagainya. Jika kenaikan upah membuat mereka terancam di-PHK, apa gunanya naik gaji. Toh, bulan depan juga dipecat. 

Yang cukup memprihatinkan adalah ketika ancaman PHK bagi buruh warga Indonesia, buruh asing mencapai 21 ribu masuk ke Indonesia. Itu yang tercatat, belum lagi yang bekerja di Indonesia secara illegal. Bukankah ini juga membuat iri dan kesal dari pekerja Indonesia sendiri?

Tapi baiklah, kita bukan membahas soal iri-irian bekerja di Indonesia, namun solusi jitu menanggulangi pengangguran yang akan terjadi. Pemerintah silih berganti pemimpinnya ternyata belum bisa dikatakan mampu untuk mengentaskan pengangguran di negeri ini. Janji hanya tinggal janji. 

Untungnya sebagian kecil warga kita tidak terlalu ketergantungan soal penghasilan ke pemerintah. Sebab, jika semua pola pikir kita adalah bekerja, gawat, UKM (Usaha Kecil Menengah) atau juga biasa disebut home Industry tak akan tumbuh di negeri ini. Kabar baiknya adalalah UKM inilah salah satu solusi penanggulangan pengangguran yang semakin mengancam para buruh di perusahaan.  

Baca juga:

Selain UKM, bisnis kecil-kecilan, maupun besar-besaran juga salah satu cara jitu menghadapi gelombang PHK massal di Indonesia. Dengan berbisnis tentu setiap orang yang menjalankannya tidak terlalu berdampak atas PHK ini. Namun sayangnya, bisnis tidak terlalu dilirik warga Indonesia. Padahal bisnislah yang mampu mengubah perubahan finansial dalam sebuah keluarga. 

Memang, untuk mendirikan atau membangun sebuah bisnis bukan perkara gampang. Tidak semudah pula seperti yang disampaikan motivator enterpreunership. Hanya saja kalau serius ditekuni tentu menghasilkan sesuai harapan. 

Sederhananya begini, kalau kita bisa naik jabatan dari yang terendah sampai menengah, bahkan di salah satu jabatan tertinggi di perusahaan. Begitu pula dengan menjalankan bisnis, mulai dari bisnis kecil-kecilan, sedang, sampai yang besar. Semua sesuai hukum alam, ada proses peningkatan. 

Jika kita yakin menjadi seorang manajer, kenapa kita tidak yakin menjadi seorang pebisnis sukses?Tentu saja ada yang membantah, mungkin mengatakan seperti ini: “Kalau jadi manajer kan tinggal menjalankan prosedur kerja. Tidak ribet-ribet lagi seperti pebisnis yang semuanya diatur sendiri.” 

Betul, tidak ada yang salah dengan pernyataan tersebut. Nah, jika kita mau fair, itu artinya seorang pebisnis lebih hebat dibandingkan dengan sekelas manajer. Kenapa begitu? Ya, jelas, seorang pebisnis menjalankan usahanya melalui konsep kerjanya, cara kerjanya, dan segala apa yang terjadi di bisnisnya merupakan sebab-akibat olehnya. 

Bangsa kita pada umumnya dari zaman penjajahan sampai zaman reformasi ini maunya tinggal yang enak saja. Coba perhatikan adik-adik kita yang baru tamat kuliah bergengsi di tanah air, dengan membawa secarik kertas sakti ke perusahaan berharap akan menjadi pegawai di sebuah perusahaan milik negara atau swasta. Sungguh tidak ada yang salah dengan itu. 

Hanya saja seberapa banyak mahasiswa yang baru tamat tadi berebut di lowongan tersebut? Banyak sekali, toh? Nah, akhirnya yang ditolak lamarannya akan mencari dan menunggu perusahaan sejenis untuk memasukkan surat lamaran kerjanya. Begitu terus sampai dapat. Itu kalau dapat, kalau tidak, ya, jadi pengangguran juga ujung-ujungnya. Apalagi tipe orang yang gengsinya selangit, tak akan mau bekerja yang tak sesuai keinginannya.

Itu cerita yang punya ijazah tinggi. Kalau hanya tamatan SMA saja nasibnya juga tragis. Sudahlah tidak punya jabatan di perusahaan, musim PHK berimbas pula bagi tamatan rendah seperti itu. Buruknya lagi yang sarjana juga tidak aman-aman amat, terbukti beberapa perusahaan juga mem-PHK yang tamatan sarjana. Itu artinya siapapun kita, apapun jabatan kita, kalau bekerja diperusahaan rawan PHK. 

Kalah sudah d-PHK barulah kita sadar, ternyata dunia karyawan, buruh, pekerja, tak seindah kata-kata manajer perusahaan. Toh, manager juga bisa dipecat. Tidak ada yang bisa menjamin kita aman-aman saja saat masih berharapa di perusahaan. Logikanya kalau perusahaan sudah gulung tikar, ya, semua yang bernaung di atapnya ya dikeluarkan. 

Untuk itulah sebelum nasib sial menimpa kita yang bekerja di perusahaan, mulailah saat ini menjalankan bisnis sendiri. Bisnis apapun itu, yang penting halal, tidak bertentangan dengan agama dan negara. Mulailah binis yang kecil-kecilan dahulu, anggap saja proses belajar bisnis. 

Lambat laun kalau dijalankan dengan komitmen akan menjadi bisnis yang besar. Kita harus paham, jika kita menjalankan bisnis sendiri, 24 jam pun kita mengurus bisnis itu atak akan ada ruginya. Apalagi bisnis yang dijalankan memang benar-benar mantap.  Ketika tiba-tiba kita di-PHK tidak akan kebakaran jenggot, sebab penghasilan bisnis kita jauh dari gaji bulanan saat bekerja di perusahaan. [Klickberita.com/Asmara Dewo]

Info: Klick Berita di-update setiap Sabtu pagi

2 komentar untuk "Sebelum Di-PHK, Bangun Bisnis Secepatnya!"

  1. Balasan
    1. Silahkan dicoba! http://asmarainjogja.id/padusi_hijab_open_reseller_di_setiap_kota_indonesia_sabangmerauke_berita720.html

      Ini salah satu bisnis saya :)

      Hapus