Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Waktu adalah Mesin Pembunuh di Era Internet

Klickberita.com – Dialah yang bernama waktu, berjalan terus menembus peradaban manusia, tiada hentinya, sampai bumi manusia ini bergoncang hebat yang mengakhiri kehidupan anak Adam.

Ia menggilas apa saja dan siapa saja, tanpa pandang bulu, baik di angkasa maupun di bumi. Tak perduli siapa yang jadi korbannya, dari seorang pengemis jalanan, sampai penghuni istana Negara. “Dibunuhnya” setiap saat manusia, usianya, tubuhnya, keelokan parasnya, kesehatannya, dan semua yang ada pada manusia. Perubahan terus melaju meninggalkan yang sudah terjadi.

Dan sayangnya, manusia mengeluh menyesal karena sudah tertinggal waktu. Meronta pada Maha Penguasa, katanya: kasi kesempatan daku sekali lagi. Oh… mana bisa, waktu sudah meninggalkan masa lalu. Manusia hanya mampu mengejarnya. Mengejarnya? Bukan! Maksudnya adalah memanfaatkan waktu yang tersisa.


Waktu adalah pembunuh | Foto ilustrasi Funnyjunksite
Satu alasan yang jelas, kenapa manusia ada yang gagal dalam hidupnya, dan kenapa pula si anak manusia itu dalam kasta kemiskinan. Alasannya adalah tidak bisa memanfaatkan waktu dengan baik. Bukankah kita tahu, orang-orang tercerdas yang pernah lahir di bumi dan orang-orang terkaya di dunia ini, sangat cerdas menggunakan waktunya dengan baik.

Mereka mengatur waktunya sedemikian apik. Kapan ia harus belajar, bekerja, kumpul keluarga, berhadapan dengan Tuhan Yang Maha Esa, dan bergaul sesama manusia. Bahkan tak jarang juga di antara mereka itu mencurahkan segala waktunya untuk mengejar impian.

Hei, apakah Anda tahu, seorang ilmuwan itu sehari-harinya di laboratorium, terus meneliti dan meneliti, membuat segala macam percobaan untuk peradaban manusia yang lebih baik? Mereka, para ilmuwan waktunya benar-benar terkuras demi mengejar waktu. Dan kabar baiknya lagi adalah, tak hanya seorang ilmuwan saja yang begitu, sang pemimpi pun fokus pada impiannya siang dan malam.

Sang pemimpi tak pernah tidur nyenyak setiap malamnya, jika impian yang ia genggam belum juga terkabul. Di benaknya berselimut kecemasan, ketakutan, dan rasa bersalah atas pekerjaan yang selama ini dikerjakan belum membuahkan hasil yang maksimal.

Manusia-manusia yang demikian itu memang tak pernah membuang waktu yang sia-sia. Jika jerih payahnya selama ini belum juga berhasil, tapi setidaknya ia sudah berjuang dan memanfaakan waktu sebaik mungkin. Dan yang cukup penting adalah mereka menolak bermanja-manja dengan waktu. Tak ada kesempatan dalam waktu, meskipun hanya sedetik yang terlewati, ouww… baginya itu adalah kerugian yang begitu besar.

Sekarang mari kita lihat sejenak di lingkungan sekitar, perhatikan keseharian orang-orang terdekat kita, kira-kira kegiatan apa saja yang sama sekali membuang waktu, dan itu memang tidak bermanfaat?

Manusia modern di abad 21 ini tak terlepas lagi yang namanya internet. Kalau mau lebih kejam lagi kita bisa menyebut golongan mereka ini adalah budak internet. Sakit sekali memang mendengarnya. Namun begini juga, setiap apa saja yang dilakukan berlebihan dari internet dan itu hanya perbuatan kesia-siaan, bukankah itu namanya perbuatan bodoh? Menghabiskan waktu yang begitu sempit, malah meluangkan waktu yang tidak bermanfaat.

Budaya ber-media sosial (Ilustrasi) | Foto getty image
Jumlah penduduk Indonesia berkisar 200 juta, sebanyak 88,1 juta menggunakan internet, dan 48 persen dari itu menggunakan internet setiap harinya. Dalam sehari, pengguna internet rata-rata menghabiskan waktu sampai 4 jam lebih. Dari jumlah pengguna internet sebanyak 88,1 juta itu ada sekitar 79 juta pengguna aktif media sosial. Dan secara keseluruhan dari jumlah penduduk Indonesia 200 juta itu, ada 30 persen penduduk Indonesia yang aktif menggunakan media sosial. Rujukan dari We Are Social.

Dan perhatikan juga pengguna internet di Indonesia ini, hanya sebagian saja yang cerdas memanfaatkan internet. Jangan heran juga, banyak sekali netizen saling mem-bully, dan bully-an itu dimasukan pula dalam berita online. Mem-bully di media sosial sepertinya sudah menjadi budaya kronis di Indonesia ini.

Para pem-bully juga tak memandang siapa yang akan di-bully, mau dia seorang presiden, kepala daerah, polri, ketua umum partai, artis, ustadz, motivator hebat, semua bisa saja jadi korban bully. Bahkan seperti Megawati saja sudah ampun dengan bully netizen. Ngeri sekali memang masalah bully ini.

Selain itu penyaktit narsis selfie juga tak kalah bahayanya dari bully. Hampir tak ada jeda dalam sehariannya memamerkan foto selfie terbarunya ke jagad maya. Kalau mau kita tuliskan akan banyak sekali kegiatan-kegiatan yang tak berguna di internet ini. Padahal sejatinya di era internet manusia bisa lebih cerdas, penduduk Indonesia semakin pintar, karena dengan begitu mudahnya untuk mencari informasi yang bermanfaat, belajar secara online, dan berkenalan dengan orang-orang yang baik.

Mungkin juga Indonesia ini baru melek internet, jadi segala aktifitasnya di dunia maya sangat memalukan. Habis waktu di depan layar pc atau smartphone dengan perbuatan yang sia-sia, padahal masih banyak sekali hal yang penting harus dikerjakan. Bagaimana mungkin bisa mengejar impian jika kita sendiri tidak bisa menggunakan waktu dengan baik di era internet ini?
Kita harus sadar-sesadarnya, waktu adalah pembunuh, barangsiapa yang bermanja dengan waktu maka akan mati. Tidak ada ampun dengan waktu, kawan! Akan tertinggal jauh bagi siapa saja yang yang tidak bisa mengiringinya.


Nah, maraknya dunia internet, dimanfaatkan orang cerdas dalam bisnis, berjualan, kreatifitas, dan gabung ke forum-forum yang positif sesuai profesinya. Orang-orang itu jelas sekali hanya berapa persen saja dari 30 persen penduduk Indonesia yang menggunakan internet. [Asmara Dewo]

Info penting: Klickberita.com di-update setiap Sabtu Pagi

Posting Komentar untuk "Waktu adalah Mesin Pembunuh di Era Internet"