Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Panggilan dari Langit

Oleh: Asmara Dewo 

Aksi bela Islam gelombang kedua dari segala penjuru umat Islam di Indonesia bersatu padu menuju jantung Ibu Kota. Istana Merdeka menjadi titik utama dalam aksi damai unjuk rasa tegakkan keadilan. Sudah tak terbendung lagi, badai sudah menerjang, lautan manusia membanjiri Jakarta.

Hanya satu yang mereka minta… hanya satu yang dimohonkan… dan hanya satu tuntutan mereka, segera adili Gubernur non-aktif DKI Jakarta. Ini bukan demonstran biasa, sungguh ini luar biasa sekali yang pernah terjadi di bumi Indonesia. Rakyat Islam bersatu, solid, dalam aksi kedamaian, sesuai anjuran dalam kitab suci Al-Qur’an. 

Panggilan dari Langit (Iustrasi) | Foto Flickr
Ini bukan masalah politik, ini bukan masalah individu, dan ini juga bukan masalah untuk hebat-hebatan menunjukkan diri. Namun gerakan tersebut adalah panggilan Allah SWT, Tuhan Semesta Alam, Sang Penjaga bumi semesta. Hati umat Islam sudah tercabik pilu, luka yang begitu dalam, kesabaran sampai detik ini masih bisa ditahan, kemarahan pun masih bisa dikontrol. 

Merekalah para hamba yang menggigit kuat membuktikan Islam rahmatan lil alamin. Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar… 

Merekalah kaum yang membela agama Islam yang tidak ada secuil pun mencari keuntungan di dalamnya. Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar…

Dan merekalah orang-orang dari ratusan juta umat Islam di penjuru Indoneisa mewakili memperjuangkan keEsaan Allah SWT. Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar… 

Sungguh demonstrasi bukan hal yang diinginkan, apalagi dirindukan, namun ini merupakan panggilan Tuhan, ketika agamanya sudah dilecehkan. Umat Islam punya hak untuk marah, umat Muslim wajib marah ketika agamnya dinistakan. Dan itu bukan dari manusia sendiri, namun sudah tertulis dalam kitab yang diagungkan bagi umat Muslim di seluruh dunia, yaitu Kitabullah, Al-Qur’anul Karim.  

Sungguh betapa mulianya para pejuang Islam di Ibu Kota, meninggalkan keluarga, anak-istri, mengorbankan jiwa raga demi ikut membela aksi menuntut keadilan. Bukankah demonstrasi anak kandung dari rahim demokrasi? Bukankah demonstrasi bertransformasi menjadi negara reformasi sekarang ini? 

Semua ini adalah rangkaian dari kehidupan demokrasi itu sendiri. Tidak ada yang salah di zaman reformasi, asal tidak menimbukan huru-hara yang bisa merugikan kita semua. 

Dan dari petugas keamanan di istana juga patut diapresiasi, sebagai prajurit, sebagai petugas, sudah menjalankan kewajiban sebaik-baiknya untuk menjaga keseimbangan demonstrasi. Inilah negara hukum, di mana massa menuntut keadilan, dan petugas menjaga dan mewanti-wanti untuk keselamatan semuanya. 

Namun kabar dari Ibu Kota, terbisik angin dari angin barat, Presiden RI tidak bersedia menjumpai para demonstran. Orang nomor satu di Indonesia tersebut dikabarkan sedang bertugas, sedangkan perwakilan dari pemerintah sendiri diwakili oleh orang nomor dua di negeri ini. 

Pertemuan dari perwakilan masyarakat dan dari pemerintah berjalan lancar juga damai. Bahkan dari pemerintah sendiri sudah sepakat, pelaku terduga penista agama segera diproses kasusnya dengan secepatnya. Bahkan Wakil Presiden RI tersebut memohon sabar untuk rakyat Muslim, agar memberikan kesempatan pada petugas dalam waktu sampai dua pekan ke depan.

Semoga saja, harapan kita semua, janji itu bukan sekadar janji palsu, namun sebuah ikrar yang dijalankan, sebab janji itu didengar oleh semesta dan seisi bumi. Langit pun terketuk, jika seorang hamba sudah berjanji. Bukankah begitu saudara-saudara? 

Kita tentunya sebagai anak bangsa, ingin sekali berkehidupan damai aman sentosa. Tidak ada masalah, tidak ada keributan, sehingga roda perekonomian dan pertumbuhan negara ini lancar, mengantarkan negara ini menjadi negara yang kuat perkasa.

Kita juga diajarkan dari demokrasi, suara rakyat adalah suara tuhan. Itu artinya aksi demo 4 November merupakan suara Tuhan, sebuah panggilan untuk menuntut keadilan Indonesia. Jangan pernah mengabaikan itu, jika kita benar-benar paham apa itu demokrasi, dan dengan gagah berani mengamalkan demokrasi selama ini. 

Sungguh, kita cinta Indonesia, karena itu pula mari kita tegakkan hukum yang seadil-adilnya, kita serukan kepada siapa saja yang masih punya nurani keadilan di hatinya. Sebab Indonesia negara hukum. [Klickberita.com]

Info: Klickberita.com di-update setiap Sabtu pagi

Posting Komentar untuk "Panggilan dari Langit"