Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bayang-bayang Kemenangan Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni

Calon Gubernur Jakarta Agus Yudhoyono dan Calon Wakil Gubernur Sylviana Murni | Foto Kompas

Oleh: Asmara Dewo
Pasangan Pilkada DKI Jakarta 2017, Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni menggetarkan para pesaing pasangan cagub dan cawagub lainnya. Kini mereka tak bisa dianggap enteng lagi oleh lawan-lawannya, seperti Ahok-Djarot, dan Anies-Sandiaga.

Salah satu bukti bayang-bayang kemenangan Agus-Sylviana adalah ketika Sabtu lalu, twitter resmi Partai Golkar membuat polling pilihan cagub dan cawagub. Hasilnya, angka tertinggi diraih Agus-Sylviana, keduap pasangan Anies-Sandiaga Uno, dan terakhir Ahok-Djarot.

Sebanyak 2.097 responden dari twitter memilih Agus-Sylviana 48 persen. Anies-Sandiaga berhasil meraup 27 persen, sedangakan Ahok-Djarot berada paling bawah, cukum puas dengan perolehan 25 persen.

Tapi cukup menggelikan, setelah tinggi perolehan Agus-Yudhoyono mengalahkan pasangan Ahok-Djarot yang didukung oleh Partai Golkar, PDI-P, Nasdem, dan Hanura. Buru-buru polling itu dihapus. 
Bahkan Sekjen Golkar Dave Laksono mengakui kekalahan polling tersebut, dan akan membuat polling yang lebih relevan lagi. 

Sebab menurutnya, polling di Twitter itu tidak tepat atas perolehan suara warga Jakarta keseluruhan. Memang itu ada benarnya. Namun sangat jelas sekali, netizen mendukung Agus-Sylviana menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta periode 2017-2022.

Logikanya juga begini, itu kan akun twitter resmi Partai Golkar, dan cukup jelas bahwa para membernya juga simpatisan Golkar. Dan hanya berapa persen sajalah yang tidak menyukai Golkar. Namun faktanya… terlihat terang benderang, jauh sekali perbandingannya dibandingkan Ahok-Djarot.

Netizen Indonesia juga sudah cakap, mereka tahu betul perbandingan di antara ketiga pasangan tersebut. Sehingga hati mereka meleleh memilih Agus-Sylviana. Satu harapan mereka adalah wajah baru Agus Yudhoyono bisa membawa aspirasi dan harapan netizen untuk Jakarta lebih baik lagi.

Agus Yudhoyono dengan seragam lorengnya | Foto Instagram AHY

Terlebih lagi Agus Yudhoyono adalah cagub paling termuda dan tertampan pula, usianya masih 38 tahun. Ditambah pula segudang prestasi pendidikan dalam negeri maupun luar negeri. Ia juga lulusan Hardvard, yang tak perlu diragukan lagi alumni universitas di Amerika Serikat tersebut. Bahkan karir militernya cemerlang, berbagai penghargaan ia peroleh.

Dan akhirnya di pangkat Mayor Infantri TNI Angkatan Darat sebagai Komantan Batalion Infantri Mekasnis 203 Arya Kemuning, ia menyudahi karir militernya, dan menempuh mengabadi pada Negara melalui seorang gubernur.

Sebelumnya, cukup banyak pengamat yang menilai bahwa Agus terlalu muda untuk jadi seorang Gubernur DKI Jakarta. Mereka juga menilai tidak adanya pengalaman Agus di pemerintahan. Dan mengabaikan kecerdasan Agus selama ini. Bukankah kita tahu, modal kecerdasan dan mau belajar, bisa bekerja menjadi apa saja yang diinginkan?

Lalu bagaimana pula dengan para artis dan penyanyi yang tiba-tiba menjadi pejabat atau anggota DPR? Pengalaman mereka bagaimana pula, apakaha ada? Dan kita ketahui juga prestasi akademik mereka juga cukup minim. Namun fakta membuktikan kemenangan menghampiri mereka.

Bangsa Indonesia saat ini minim generasi muda yang berkualitas dan cinta negara. Dan lucunya lagi komentar negatif dari mereka yang tak menyukai Agus maju di Pilkada DKI Jakarta 2017, lupa akan sejarah Indonesia. Indonesia yang sekarang ini kita pijak bersama tak bisa dilepaskan dari peran kaum muda. Anak muda juga punya andil yang begitu besar terhadap perjuangan bangsa Indonesia.

Dan tidak bisa disamakan generasi muda sekarang di zaman generasi pergerakan nasional, dan revolusi kemerdekaan. Memang benar di zaman sekarang ini generasi muda tidak bisa diandalkan, namun yang perlu dicatat adalah tidak semuanya kaum muda bisa dipandang sebelah mata, kalau belum dibuktikan kemampuannya.

Soekarno, Mohammad Hatta, Sutan Sharir, Tan Malaka, dan tokoh-tokoh bangsa lainnya menawali pergerakan nasional Indoenesia juga masih muda. Usianya rata-rata 20 tahun, tapi mereka membuktikan buah pikirannya dan gerakannya memengaruhi kemerdekaan Indonesia. Dan akhirnya kita bisa menikmati hasil perjuangan mereka.

Nah, Agus sendiri usianya 38 tahun, kalau dibandingkan para tokoh bangsa yang mulai berkecimpung di dunia pergerakan juga sudah ketuaan. Jadi lucu kalau zaman sekarang ini menilai Agus terlalu muda. Dan ini adalah salah satu bukti bahwa komentar negatif membuktikan pengetahuan yang minim sekali terhadap keIndonesiaan. Sungguh miris sekali mengaku pengamat dan membela Indonesia tapi tak tahu sejarah bangsanya sendiri.

Bangsa ini sudah terlalu lelah oleh omongan kosong dan ketidakmajuan negara. Rakyat, terutama warga DKI Jakarta sendiri tentu ingin perubahan Jakarta yang merupakan Ibukota Indonesia dipimpin oleh orang yang diinginkan sesuai harapan mereka.

Agus Yudhoyono menjadi pilihan bukan berarti asal pilih saja, bukan juga karena ayahnya, namun Agus memang bisa diandalkan. Sejak SMP Agus juga sudah menampakkan jiwa kepemimpinannya, sebagai Ketua Osis, dan penghargaan akademik ia dapatkan. Jadi bukan karena ia anak SBY, namun karena memang kemampuannya.

Keberuntungan Agus adalah ia dilahirkan dari SBY, selaku mantan presiden Indonesia ke-6. Dan mempunyai keluarga yang cukup kaya. Namun kekayaan dan  pengaruh ayah Agus, ia manfaatkan dengan sangat baik, dan itu dibuktikan dengan segudang prestasinya. [Asmara Dewo]



Info penting: Klickberita.com di-update setiap Sabtu pagi

Posting Komentar untuk "Bayang-bayang Kemenangan Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni"