Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ini Poin-Poin Penting Deklarasi Kesepakatan Bersama dalam KTT G20 di Bali!

 



Presiden Jokowi dalam sidang KTT G-20 di Bali | ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Aditya Pradana Putra

Klickberita.com-Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 Bali di bawah kepemimpinan Presidensi Indonesia telah usai. Rangkaian pertemuan G20 selama setahun telah menghasilkan sejumlah kesepakatan kerjasama antara negara anggota maupun kerjasama bisnis.

KTT G20 Bali yang belangsung pada 15-16 November 2022 lalu, dihadiri para pemimpin dari negara anggota G20, sejumlah lembaga internasional, dan beberapa negara undangan untuk membahas isu-isu krusial di tingkat global. Alhasil, pertemuan itu pun berakhir dengan tercapainya 52 draf poin kesepakatan dalam dokumen deklarasi yang berjudul “G20 Bali Leader’s Declaration”.

Adapun kesepakatan para pemimpin G20 tersebut mencakup aspek ekonomi, energi, geopolitik, ketersediaan pangan, transformasi digital, dan lain-lain. Tak luput juga menyepakati estafet Presidensi G20 selanjutnya yang diserahkan kepada PM India, Narendra Modi.

Dari banyaknya poin kesepakatan G20 Bali Leader’s Declaration, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati kemudian menggolongkan menjadi dua issue besar, yakni “Geopolitik” dan “Ekonomi Global”. Kesepakatan dalam konteks Geopolitik menurut Mulyani pada postingan Instagramnya, G20 menyerukan untuk mengakhiri perang di Ukraina, melindungi prinsip piagam PBB, menghargai kedaulatan dan integritas teritorial lain.

Sedangkan kesepakatan dalam konteks Ekonomi Global, Presidensi Indonesia merintis jalan menuju pemulihan yang berkelanjutan dan inklusif dengan berfokus pada penguatan arsitektur kesehatan global, mempercepat transisi energi berkelanjutan, transformasi digital, dan ketahanan pangan global.

Lebih lanjut, berkaitan dengan issue Ekonomi Global, Menkeu Sri Mulyani dalam postingannya tersebut membeberkan secara terperinci bahwa terdapat aksi nyata G20 di Jalur Keuangan, yakni:

Pertama, Penguatan Arsitektur Kesehatan Global—membentuk Dana Pandemi (Pandemic Fund)—dengan terkumpulnya lebih dari USD 1,5 miliar; kontributor sampai saat ini berjumlah 24, yang terdiri dari 21 negara (anggota G20 dan non-G20) dan 3 lembaga filantropi; kemudian negara-negara miskin dan berkembang, termasuk Indonesia, dapat mengajukan Proposal Penggunaan Dana dengan skema pendanaan menggunakan instrumen hibah.

Kedua, Transisi Energi yang Berkelanjutan—membentuk Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform di Indonesia—untuk mempercepat penutupan pembangkit listrik tenaga batu bara dan pembangunan energi terbarukan yang adil dan berkelanjutan; Country Platform dikelola oleh PT. Sarana Multi Infastruktur (PT. SMI); dan dukungan pembiayaan untuk ETM dari Climate Investment Funds dan dukungan kerjasama dengan lembaga internasional.

Ketiga, Transformasi Digital—mendorong dukungan sistem pembayaran untuk menyiapkan perekonomian pasca pandemi yang berbasis digital dan meningkatkan inklusi keuangan bagi kelompok rentan—melalui Central Bank Digital Currencies (CBDC); Regional Payment Connectivity (RPC) di negara ASEAN; kemudian Yogyakarta Financial Inclusion Framework untuk mendorong produktivitas UMKM, perempuan dan anak muda.

Keempat, Ketahanan Pangan—mendorong kolaborasi global untuk mengatasi isu kerawanan pangan yang sedang menjadi persoalan di negara-negara—melalui inisiatif penyelenggaraan Pertemuan Menteri Keuangan dan Menteri Pertanian G20; meminta Word Bank Group (WBG) dan Food Agriculture Organization (FAO) untuk memetakan kesenjangan respon global atas kerawanan pangan; melakukan pemetaan dan identifikasi kesenjangan atas kebutuhan pendanaan.

Menurut Sri Mulyani, poin-poin di atas merupakan capaian kongkret yang telah dituai dalam forum global tersebut. Dan tentu masih banyak capaian kongkrit lainnya yang lahir dalam KTT G20, seperti membantu ketersediaan pembiayaan bagi negara-negara rentan dan miskin melalui pembentukan Resilience and Sustainability Truts (RST) dan IMF yang sudah mencapai USD 81,6 miliar.

Yakni mengatasi krisis utang negara miskin dan berkembang dengan program restrukturisasi utang melalui Kerangka Umum Pengelolaan Utang (Common Framework for Debt Treatment); mendorong peningkatan kapasitas pendanaan Bank Pembangunan Multilateral (Multilateral Development Banks/MDBs).

Selanjutnya pengembangan pembangunan infastruktur melalui perumusan Indikator Investasi Invastruktur yang Bekualitas (Quality Infastructure Investment Indicators); kemudian mendorong kerjasama perpajakan internasional melalui Asia Initiative Bali Declaration sebagai wadah kerjasama transparansi perpajakan di kawasan dan mendorong implementasi kesepakatan pajak global dalam Dua Pilar Perpajakan.

Dan terakhir memperkuat ketahanan keuangan dan Jaring Pengaman Sistem Keuangan Global (Global Financial Safety Net/GFSN).

Demikian uraian singkat perihal poin-poin penting yang menjadi kesepakatan dalam G20 Bali Leader’s Declaration. Semoga para pimpinan G20 dapat berkomitmen dan konsekuen membawa solusi yang signifikan, kususnya dalam mengatasi perubahan iklim, krisis kesehatan dan ekonomi global.

Penulis: Umbu Rusdyanto Tarambani

Editor: Asmara Dewo

Posting Komentar untuk "Ini Poin-Poin Penting Deklarasi Kesepakatan Bersama dalam KTT G20 di Bali!"